Limawaktu.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyebutkan, hampir semua wilayah di Bandung rawah masuk rawan longsor dan pergerakan tanah. Hal itu didasarkan pada pemetaan wilayah berpotensi rawan longsor dan pergerakan yang sudah dilakukan BPBD KBB. Seperti diketahui Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi pada bulan oktober ini sudah memasuki masa pancaroba, sedangkan untuk musim hujan diprediksi akan terjadi pada November 2019.
"Karena jika melihat kondisi geografisnya (dataran tinggi) dan banyak tebing, semua wilayah KBB ini memang rawan longsor ketika musim hujan, kecuali wilayah Batujajar yang relatif landai," ujar Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan, BPBD KBB, Agus Rudianto, Senin (21/10/2019).
Berdasarkan hasil pemetaan itu, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan rapat koordinasi dengan unsur kewilayahan dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk membahas antisipasi bencana longsor dan pergerakan tanah di semua wilayah KBB tersebut.
"Jadi unsur kewilayahan harus mengetahui daerah yang rawan longsor saat musim hujan, karena saat musim hujan itu ancamannya bencana longsor dan banjir," tutur Agus. Dari 16 kecamatan yang ada di KBB, terang Agus, ada sejumlah wilayah yang sangat rawan terjadi bencana longsor itu, yakni wilayah selatan, seperti Kecamatan Cililin, Sindangkerta dan Cipongkor, sedangkan untuk wilayah utara yakni, Lembang dan Parongpong.
"Sebetulnya, baik semua daerah selatan maupun utara di KBB itu semuanya memang rawan longsor, jadi harus diantisipasi," terangnya. Selama musim hujan nanti, pihaknya akan mengadakan atau membuat posko siaga bencana longsor, pergerakan tanah dan banjir di semua wilayah yang dinilai rawan terjadi bencana tersebut.
"Biasanya saat musim hujan seperti itu, petugas BPBD dan unsur kewilayahan disiagakan di lokasi yang rawan bencana dengan dibuatkan posko siaga bencana," katanya.