Limawaktu.id, Kota Cimahi – Bakal Calon Wali Kota Cimahi Ngatiyana enggan untuk memberikan komentarnya atas beberapa rilis yang disampaikan beberapa lembaga survei menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.
Dalam Survei yang dirilis Indikator Politik maupun Cyrus Network, dua nama masing-masing Ngatiyana dan Dikdik S Nugrahawan masih mengungguli nama-nama lainnya yang diprediksi bakal menjadi kandidat di Pilkada Serentak 2024 mendatang. Begitupun dengan hasil survei yang dilakukan Cyrus Netwrok kedua nama tersebut masih bersaing ketat diurutan teratas.
“Maaf saya belum bisa memberikan tanggapan atas rilis beberapa lembaga survei yang sudah dipublikasikan kepada publik,” ungkap Ngatiyana, saat ditemui di kediamannya, Cipageran Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi, Senin (29/7/2024) malam.

Dalam hasil survei yang dirilis Cyrus Network menunjukan, elektabilitas bakal calon wali kota Cimahi pada Pilkada Serentak 2024 menunjukan, nama Ngatiyana dan Dikdik S Nugrahawan masih mendominasi.
Menurut Direktur Riset Cyrus Network, Dasman Ashar Affandi, dalam simulasi banyak nama, Ngatiyana unggul tipis, kendati jaraknya masih dalam rentang margin of error. Survei dilaksanakan pada periode 3-7 Juli 2024 dengan melakukan wawancara tatap muka terhadap 500 responden yang tersebar di 15 kelurahan terpilih di tiga Kecamatan di Cimahi. Penarikan sample menggunakan metode multistage random sampling, dengan tingkat kepercayaan (significant level) 95 persen dengan margin of error +/- 4 persen.
"Dari data elektabilitas, terlihat kompetisi ketat antara Ngatiyana dengan Dikdik. Karena itu pilihan pasangan dan strategi kampanye yang nanti dilakukan akan sangat menentukan," ujar Dasman, dikutip Suara Merdeka, Kamis (29/7/2024).
Hasil Survei Cyrus Network juga menunjukan, saat simulasi mulai dikerucutkan menjadi empat nama, selisih angka keunggulan Ngatiyana mulai melebar. Pada simulasi 4 nama misalnya dengan menyertakan Ahmad Zulkarnaen.
Nama Ngatiyana unggul 39,6 persen, diikuti Dikdik Suratno 34,4 persen, Ahmad Zulkarnaen 17,8 persen, Adhitia Yudistira 5,2 persen, dengan suara yang belum memutuskan 2,0 persen, tidak memilih 0,6 persen, dan tidak menjawab/rahasia 0,4 persen.
Begitu juga pada simulasi 4 nama dengan menyertakan Bagja Setiawan. Ngatiyana tetap unggul dengan memperoleh 43,6 persen, Dikdik Suratno 40,2 persen, Adhitia Yudhistira 7,6 persen, Bagja Setiawan 3,8 persen, sedangkan belum memutuskan/ragu-ragu 3,0 persen, tidak memilih 1,4 persen, dan tidak menjawab/rahasia 0,4 persen.
Tren itu makin terasa pada saat Ngatiyana disandingkan dalam simulasi berpasangan. Peneliti Cyrus Network mencoba membuat simulasi tiga pasangan dengan berbagai variasi.
"Hasilnya pasangan Ngatiyana-Adhitia selalu mendapat elektabilitas teratas," katanya. Untuk simulasi pertama Ngatiyana yang diduetkanm dengan Adhitia Yudistira menyentuh angka 48,6 persen, unggul atas Dikdik Suratno Nugrahawan-Bilal Insan Muhammad Priatna yang mendapat dukungan 34,6 persen diikuti Achmad Zulkarnain-Edi Sartono 13,8 persen, dengan pemilih yang belum memutuskan/masih ragu/tidak tahu 2,2 persen, tidak memilih 0,8 persen, dan tidak menjawab/rahasia 0,2 persen.
Demikian pula dengan simulasi tiga pasang versi kedua Ngatiyana Adhitia Yudistira meraih 52,4 persen, Dikdik Suratno- Edi Sartono 37 persen, dan Bagja Setiawan- Bilal Insan M Priatna 6,8 persen. Untuk suara yang belum memutuskan 2,6 persen, tidak memilih 1,0 persen, dan tidak menjawab/rahasia 0,2 persen.
Sedangkan Hasil Survei Indikator Politik yang disampaikan DPD Partai Golkar Kota Cimahi menunjukan, nama Dikdik S Nugrahawan masih mengungguli Ngatiyana.
Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kota Cimahi Budhi Setiawan menyebutkan, hasil survei Indikator Politik menunjukan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan kepada 400 responden di 312 RW, 15 kelurahan, dan tiga kecamatan dengan margin of error plus minus 5%, Dikdik selalu unggul atas Ngatiyana.
“Melalui simulasi Top of Mine calon wali kota yang berjumlah 16 orang, Dikdik mendapatkan 27,5% dan Ngatiyana 12,0%,” sebutnya.
Sedangkan pada simulasi semi terbuka 13 calon, Dikdik meraih 34,4% dan Ngatiyana 18,1%. Lalu untuk simulasi empat nama bakal calon wali kota, Dikdik mendapat 44,0% sedangkan Ngatiyana 21,50%. Sementara ketika head to head atau simulasi dua nama calon wali kota, Dikdik memperoleh 54,1% dan Ngatiyana 30,3%.
“Untuk simulasi pasangan dengan empat pasang Dikdik mendapat 44,8% sedangkan Ngatiyana 21,50%. Sementara simulasi tiga pasangan Dikdik memperoleh 50,2% dan Ngatiyana 26,20%. Lalu pada simulasi untuk dua pasangan calon Dikdik mendapat 56,3% dan Ngatiyana memperoleh 28,9%,” katanya.