Limawaktu.id - Upaya Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Cimahi untuk menunaikan janji Politik '1.000 Lapangan Pekerjaa' semakin sulit.
Sebab, memasuki tahun 2018 ini, jumlah pengangguran di Kota Cimahi bukannya berkurang, tapi malah bertambah oleh siswa yang baru lulus dari bangku SMA/SMK.
Kepala Disnakertrans Kota Cimahi, Supendi Heriyadi mengungkapkan, jumlah pengangguran tahun 2016 mencapai 14.223 orang, tahun 2017 bertambah menjadi 14.000.
Tahun 2018 bertambah menjadi 17.225. Jumlah tersebut dipastikan bertambah seiring kelulusan anak SMA/SMK yang tidak meneruskan pendidikan formalnya. Meski begitu, pihaknya optimis janji Ajay-Ngatiyana akan terealisasi hingga lima tahun ke depan.
"Meski tidak mudah, tapi kita harus optimis," kata Supendi saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jalan Rd. Hardjakusumah, Jum'at (13/7/2018).
Program 1.000 lapangan pekerjaan sendiri merupakan janji politik Wali dan Wakil Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna-Ngatiyana saat Pilkada 2017.
Untuk mengurangi jumlah Penganguran dan terciptanya lapangan pekerjaan sesuai dengan janji Ajay-Ngatiyana, Supendi mengintruksikan semua unsur Disnakertrans Kota Cimahi untuk melakukan berbagai upaya.
Upaya yang akan dilakukan pihaknya di antaranya Bursa Kerja Khusus (BKK) melalui Lembaga Pelatihan Khusus (LPK) dan melakukan berbagai pelatihan kerja.
"Yang jelas, programnya jangan macam-macam, yang penting yang nganggur bisa bekerja," katanya.
Sementara itu, Dida Hadiningsih, Kepala Seksi Penempatan Kerja Disnakertrans Kota Cimahi menambahkan, penyumbang angka pengangguran terbanyak berada di wilayah Cimahi Selatan.
Pasalnya, wilayah tersebut merupakan kawasan industri dan sejumlah masyarakat pendatang yang mengadukan nasibnya ke Kota Cimahi.
"Pendatang yang ada di wilayah selatan ini, tiap tahunnya juga bertambah," tandasnya.