Limawaktu.id - Pemerintah Kota Cimahi berharap Gubernur Jawa Barat, RIdwan Kamil mengkaji kembali besaran tipping fee pemanfaatan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka, Kabupaten Bandung.
Pasalnya, besaran tipping fee yang diputuskan bersama daerah pengguna sangat memberatkan Kota Cimahi. Tipping fee yang harus dibayarkan mencapai Rp386.000/ton. Besaran itu diputuskan ketika Jawa Barat masih dipimpin Gubernur terdahulu, yakni Ahmad Heryawan.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, Djani Ahmad Nurjani mengatakan, saat proses pembahasan sebelumnya terkait pemanfaatan TPPAS Legok Nangka, Ridwan Kamil (RK) menjadi salah satu kepala daerah yang menginginkan agar tipping fee tak membebani daerah. Saat itu, RK masih menjabat Wali Kota Bandung.
"Dulu kan paling kenceng RK. Bisa gak (tipping fee-nya) tak terlalu membenai daerah pengguna Legok Nangka. Kita berharapnya ada kebijakan baru," kata Djani saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jalan Rd. Hardjakusumah, Senin (7/1/2019).
Ia membeberkan, jika kebijakan besaran tipping fee tetap pada keputusan sebelumnya, maka beban anggaran untuk pembuangan sampah di Kota Cimahi akan naik hingga lima kali lipat.
Saat ini, kas daerah yang harus digelontorkan Pemkot Cimahi untuk membuang sampah ke TPAS Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat mencapai Rp 5 miliar pertahun. Duit tersebut diperuntukan untuk mengangkut sampah dari Cimahi ke Sarimukti yang mencapai 200-200 ton/hari. Angka itu belum termasuk biaya operasional yang mencapai Rp 40 juta per hari.
Artinya, jika mengacu pada tipping fee pembuangan sampah ke TPAS Sarimukti yang mencapai Rp 5 miliar per tahun yang digelontorkan, maka beban kas daerah jika membuang sampah ke TPPAS Legok Nangka mencapai 25 miliar per tahun.
"Jelas akan menaikan beban kas daerah. Naiknya bisa 5-6 kali lipat," kata Djani.
Selain beban tipping fee, biaya operasional pengangkutan sampah pun otomatis akan membengkak. Pasalnya, dari jarak pun berbeda jauh antara Cimahi ke Sarimukti dengan Cimahi ke Legok Nangka.
Jika ke TPAS Sarimukti, jarak yang harus ditempuh itu hanya 32 kilometer, sedangkan ke TPPAS Legok Nangka mencapai 58 kilometer. Ke Sarimukti saja, biaya operasional untuk bensin serta kebutuhan lainnya mencapai Rp 40 juta/hari.
Namun, untuk beberapa tahun ke depan, lanjut Djani, pihaknya masih akan memanfaatkan TPAS Sarimukti. Sebab menurut informasi, kata dia, TPPAS Legok Nangka baru akan pelelangan tahun ini.
"Paling cepat digunakan itu 2022. Jadi kita masih ke Sarimukti," tandasnya.