Limawaktu.id - Dinas Kesehatan Kota Cimahi menyebutkan, penyakit leptospirosis bisa menyebabkan gagal ginjal, hingga kematian bila tidak segera diobati dengan cepat dan tepat.
"Faktor risikonya tinggi. Dampak terparahnya bisa mengakibatkan kematian kalau gak terdeteksi dan diobati," Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurakhman saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jalan Rd. Hardjakusumah, Jumat (3/1/2020).
Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptosira yang ada pada urine/kencing tikus. Banjir atau genangan menjadi salah satu ladang penyebaran penyakit leptospirosis.
Pasalnya, genangan air bisa membawa kencing seperti tikus, yang kemudian menularkan bakteri leptospira pada manusia lewat selaput lendir, mata, hidung, luka pada kulit hingga makanan.
Romi menjelaskan, secara umum ciri-ciri gejala penyakit leptospirosis mirip dengan Demam Berdarah Dangue (DBD). Hanya saja belum banyak diketahui masyarakat, sehingga jika ada gejala-gejala seperti demam mendadak lebih dari 38,5 derajat celcius, sakit kepala, lemah, mata merah, kekuningan pada kulit hingga nyeri otot betis lebih banyak yang mengira itu adalah DBD.
"Kalau di Cimahi saya belum terima laporan ada kasus leptospirosis. Menyebar informasinya sekarang-sekarang, enggak terlau banyak yang paham," jelasnya.
Untuk itu, pihaknya sudah menyebar informasi ke semua Puskesmas dan juga masyarakat untuk mendahulukan pemeriksaan leptospirosis jika ada gejala-gejala yang dimaksud. Setelah hasilnya negatif, disarankan untuk melakukan pemeriksaan DBD dan sebagainya.
"Kalau DBD itu kan enggak pake antibiotik, kalau leptospirosis yang paling penting itu antibiotik. Kalau pengobatannya sebetulnya leptospirosis itu lebih mudah, cuma penemuannya yang kurang banyak diketahui," bebernya