Selasa, 30 November 2021 15:49

JQR Dirikan Dapur Umum di Bencana Banjir Bandang Kabupaten Garut

Penulis : Iman Nurdin
JRQ dirikan posko bantuan dan dapur umum di lokasi bencana banjir bandang, Garut.
JRQ dirikan posko bantuan dan dapur umum di lokasi bencana banjir bandang, Garut. [Dok JRQ]

KABUPATEN Garut (limawaktu.id)-- Merespon bencana banjir bandang di dua kecamatan Sukawening dan dan Karangtengah di Kabupaten Garut. beberapa waktu laku, Jabar Quick Response (JRQ) membuka posko bantuan dan dapur umum.

Tim bentukan Gubernur Ridwan Kamil ini, mendirikan dapur umum di Kampung Cileles, Desa Cintamanik, Kecamatan Karangtengah untuk pengungsi, warga dan relawan kebencanaan.

Koordinator Kanal Kebencanaan JQR Ade Fayzal Hidayat mengatakan, akibat sulitnya medan ke lokasi, Desa Cintamanik belum tersentuh bantuan yang cukup. Fayzal melanjutkan, di lokasi tersebut terdapat 272 jiwa yang terdampak dan 7 rumah rusak akibat banjir dan longsor pada sabtu sore itu. Beruntung tidak ada korban jiwa dan terluka.

“JQR cepat merepon kebutuhan terdampak bencana di Kabupaten Garut, Hingga hari ini untuk mencapai lokasi baru bisa diakses oleh roda dua, sebelumnya harus dicapai dengan berjalan kaki,” ujar Fayzal, Senin (29/11/21)

Fayzal menambahkan, kekuatan logistik dapur umum bisa memenuhi kebutuhan selama tiga hari kedepan. JQR juga berkolaborasi dengan pihak donatur seperti Baznas Provinsi Jawa Barat dan JNE untuk membantu korban terdampak banjir. Untuk tenaga di lapangan JQR juga dibantu oleh relawan dari Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Garut.

“Untuk kemanusiaan, JQR terbuka berkolaborasi dengan banyak pihak, baik untuk bantuan maupun operasi lapangan,”ucapnya.

Dalam melakanakan operasi kebencanaan, melakukan pengumpulan data dan peninjauan langsung menjadi hal yang penting bagi JQR. “Dengan data yang kami kumpulkan kami dapat melaksanakan tugas secara tepat dan terukur,” ujar Fayzal.

Seperti temuan terbaru oleh tim di lokasi, terdapat tanah longsor dan krisis air bersih juga menjadi ancaman bagi warga. Pasalnya desa itu berada di daerah pegunungan yang curam dan saluran utama air bersih warga putus tertimpa longsoran.

“Air bersih juga menjadi masalah yang timbul setelah bencana banjir, kami akan upayakan untuk bantuan, untuk sementara saat ini telah kami kordinasikan dengan BPBD, PDAM dan PUPR,” tutupnya.

Baca Lainnya