Limawaktu.id, Bandung Barat – Menghadapai pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah 2024, para tokoh di Kabupaten Bandung Barat sepakat untuk membentuk sebuah wadah aspirasi warga yang dinamakan Forum Musyawarah Masyarakat Bandung Barat (FM2BB) dengan tujuan bagaimana untuk mengembalikan Kabupaten Bandung Barat pada tujuan awal berpisah dari Kabupaten Bandung sebagai Kabupaten Induk. Tidak saja soal pelayanan kepada masyarakat tetapi juga terkait dengan bagimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung Barat.
“Potensi yang ada di Kabupaten Bandung Barat sangat mendukung untuk peningkatan kesejahteraan rakyat ini. Cuma bagaimana kita mengelola potensi Kabupaten Bandung Barat ini untuk sejajar dengan kabupaten lain walaupun kita baru lahir,” terang Ketua Presidium FMMBB Megaharry Pudjiharto, dalam wawancara dengan Limawaktu.id, Jum’at (16/8/2024).
Menurut Mega, sapaan akrabnya, memasuki usia 17 tahun, Kabupaten Bandung Barat sudah memiliki kepala daerah yang pertama almarhum H. Abu Bakar yang kinerjanya cukup bagus terbukti dari awalnya kantor pemerintahan mengontrak hingga memiliki pusat pemerintahan sendiri.
“Pada periode kedua, pak Abu Bakar sudah melakukan bagimana pelayanan masyarakat berjalan dengan mudah , tapi juga bagaimana kita melakukan social walfare bagi masyarakat Bandung Barat,” katanya.
Dia melanjutkan, pada periode kedua baru saja berjalan dua tahun usai Pemilihan Umum, bupati selanjutnya nyungsep atau teersingkir karena kasus hukum, yang digantikan oleh wakilnya yang kebetulan seorang artis. Namun dalam perjalannya ada hal-hal yang tidak bisa diterima oleh masyarakat Bandung Barat seperti kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat, dalam tradisi orang timur kita tidak bisa dengan hura-hura mencapai kesejahteraan karena ini bertolak belakang.
“Kebijakan-kebijakan birokrasi banyak tidak sejalan dengan aturan yang ada contohnya adalah muncul persoalan mutasi yang dibatalkan, adanya gagal bayar pada pihak ketiga, serta adanya defisit anggaran yang muncul di akhir pemerintahan. Karenanya kami bermusyawarah untuk mencari siapa yang bisa memimpin KBB dengan potensi yang ada,” papar Mega.
Sekretaris FM2BB Kustiwa Kartawirya menyebutkan, terbentuknya FM2BB ini diinisiasi karena adanya berbagai masalah yang terjadi pada akhir masa periode akhir 2024 ini. Tak hanya itu, terbentuknya forum ini juga dilakukan saat momentum Pilkada ini bisa melakukan recovery Kabupaten Bandung Barat
“Kami berharap aka nada pemulihan dan pembaharuan di Kabupaten Bandung Barat ,, sehingga bisa kembali kepada tujuan awal pemekaran Kabupaten Bandung Barat,” sebutnya.
Dalam hal keanggotaan, kata Kustiwa, siapapaun dan lembaga apapun bisa menjadi anggota FM2BB, yang nantinya akan menjadi wadah untuk diskusi dan bermusyawarah tentang bagaimana hal yang menyangkut pemerintahan Kabupaten Bandung Barat.
“Keberadaan FM2BB menjadi wadah untuk membenahi Bandung Barat kedepan yang didasarkan kepada semangat nu urang, ti urang keur urang,” paparnya.
Sedangkan Dewan Pakar FM2BB Budi Sudrajat menyatakan, jika saat ini Kabupaten Bandung Barat diperlukan treatment yang diawali dari pimpinannya. Jika pemimpinnya dinilai kurang baik maka kita harus mencari sosok yang punya kredibiltas dan integritas.
“Jika kita berpendapat Bandung Barat harus dilakukan treatmen berarti dia sakit, yang dialami oleh Bandung Barat ini adalah sakit kronis,” kata Budi.
Menurutnya, bukti seorang pemimpijn harus memiliki wawasan soal kondisi daerahnya. Keberadaan Bandung Barat sebagai daerah agamis dengan adanya 475 pesantren, sehingga harus ada orang yang memiliki wawasan keagamaan.
“Seorang bupati dan wakilnya diperlukan saling melengkapi sehingga dibutuhkan keseimbangan antra politisi dan seorang ulama, “imbuhnya.
Dia mengungkapkan, saat masih menjadi bagian dari Kabupaten Bandung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menunjukan angka 72,4 setelah pemekaran Bandung Barat, angka IPM nya malah turun menjadi 69, 2 jadi bukannya naik angka IPM Bandung Barat tetapi malah turun. Ini menunjukan jika di Bandung Barat ada penyakitnya.
“Kalau saya nilai Bandung Barat ini sudah sakit kronis,” ungkap Budi.
Sementara itu, salah seorang pendiri FM2BB Daswan Muda mengungkapkan, potensi yang ada di Kabupaten Bandung Barat cukup besar. Buktinya banyak dari luar untuk maju di pemilihan kepala daerah Kabupaten Bandung Barat. Calon Pemimpin itu harus memiliki kapasitas dan integritas namun ada beberapa artis yang menginginkan menjadi pemimpin di Kabupaten Bandung Barat.
“Ketika seorang artis tidak memiliki kapasitas dan integritas sama dengan bunuh diri, karena selama lima tahun kedepan harus menghadapi kondisi yang luar biasa. Pemimpin Bandung Barat harus mewakafkan diri untuk membenahi kondisi saat ini yang sedang carut marut,” pungkasnya.