Selasa, 24 Juni 2025 22:46

Fenomena Unik KDM, Bapa Aing yang Menggentarkan

Penulis : Aos Muslihudin
Wakil Direktur I Bidang Akademik  Pasca Sarjana Unpas dan Ketua Litbang Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H.Yaya Mulyana Abdul  Aziz, Selasa, 24 Juni 2025.
Wakil Direktur I Bidang Akademik Pasca Sarjana Unpas dan Ketua Litbang Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H.Yaya Mulyana Abdul Aziz, Selasa, 24 Juni 2025. [Istimewa]

Limawaktu.id, Kota Bandung - Epicentrum politik nasional sekarang berdenyut di Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) sedang menjadi sorotan dan buah bibir dari mulai para elite di Pusat, para gubernur daerah lain, masyarakat luas, ibu-ibu sampai anak-anak balita mengenalnya karena ketakutan dimasukan ke barak militer.

Demikian diungkapkan oleh Wakil Direktur I Bidang Akademik  Pasca Sarjana Unpas dan Ketua Litbang Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H.Yaya Mulyana Abdul  Aziz, Selasa, 24 Juni 2025.

Menurut Yaya, dengan gaya kepemimpinannya yang lugas, tegas, berani, to the point tapi juga peduli dengan orang kecil, orang terpinggirkan,  menjadi fenomena yang unik dan menggentarkan.

“Selama berpuluh tahun tidak ada pemimpin yang disambut rakyat dengan penuh antusias dan emosional untuk berjabat tangan selain KDM, “ kata Yaya.

Yaya menjelaskan, pengaruh Channel KDM yang secara aktif mengupload berbagai aktifitasnya menyapa warga dan orang kecil secara langsung menimbulkan simpati publik yang luas. Dan sebagai akibatnya warga dan netizen tidak terima ketika KDM mendapat kritik dari berbagai pihak.

Misalnya, bagaimana ketika Hercules akan menggeruduk Gedung Sate langsung direspon negatif dan perlawanan oleh warga Jabar. Demikian juga Ono Surono wakil ketua DPDRD Jabar yang menngkritiknya, langsung di “rujak” habis oleh natizen.

“Dengan berbagai kejadian ini, sekarang banyak elite dan warga yang ketar-ketir ketika akan mengkritik KDM, khawatir mendapat serangan balik warga dan natizen. Chanelnya terbukti bukan saja ditonton warga Jabar tapi juga warga dan netizen di berbagai daerah bahkan luar negri. Bahkan tidak sedikit warga diberbagai daerah akhirnya membandingkan kepemimpinan kepala daerahnya dengan KDM yang pada umumnya,  karena baru 4 bulan menjabat masih belajar beradaptasi sehingga ragu dan slow motion dan slow respon. Sementara KDM begitu dilantik langsung ‘gaspoll’, ” paparnya.

Sementara Dosen Unpas Ferdiansyah Wicaksono S.AP mengungkapkan, KDM tidak hanya menjadi pejabat publik tetapi juga influencer yang piawai memanfaatkan media sosial dan simbol budaya lokal.

“Dan ternyata penghasilannya dari youtube jauh lebih besar dibanding gaji gubernur. Sehingga tidak jarang dalam konten channelnya memberikan uang pada rakyat yang ditemuinya,” ungkap Ferdiansyah.

Dia menuturkan, dengan pendekatan humanis, simbolisme budaya Sunda, dan komunikasi langsung ke rakyat melalui kanal YouTube pribadinya, ia berhasil membranding diri sebagai “Bapa Aing” pemimpin yang dirasa dekat oleh masyarakat. Namun, di balik citra yang membumi ini, muncul tantangan serius bagi lembaga legislatif yakni DPRD.

“Bagaimana DPRD Jawa Barat  mengawasi seorang Gubernur yang sangat populer tanpa dianggap menghambat program kerja pemerintah daerah bahkan sebaliknya melakukan kontrol yang baik agar terbangun check and balances dalam pemerintahan daerah,” tutur Ferdiansyah.

Baca Lainnya