Senin, 20 Mei 2024 14:07

Enam Tahun Citarum Harum Pencemaran Masih Terjadi

Penulis : Bubun Munawar
Sejumlah Mahasiswa Pecinta Alam se-Bandung Raya bersama dengan Sahabat WALHI Jawa Barat mengadakan aksi kampanye di Sektor 7 Citarum, Rancamayar, Minggu (19/5/2024).
Sejumlah Mahasiswa Pecinta Alam se-Bandung Raya bersama dengan Sahabat WALHI Jawa Barat mengadakan aksi kampanye di Sektor 7 Citarum, Rancamayar, Minggu (19/5/2024). [[email protected]]

Limawaktu.id, Bandung - Selama enam tahun berjalan, program Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai  Citarum atau Citarum Harum  dinilai gagal karena pencemaran dan kerusakan DAS Citarum masih kerap terjadi, baik pencemaran limbah industri maupun limbah domestik, serta kerusakan lahan di berbagai mikro DAS Citarum.

 Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Wahyudin Iwang saat WALHI Jabar bersama pegiat lingkungan dan pecinta alam perguruan tinggi menggelar aksi kritis menyuarakan kegagalan Perpres No 15 Tahun 2018 tentang percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum.

"Pencemarannya apa?, indikasinya ada dua, limbah industri dan limbah domestik masih lari ke sungai," ucap Wahyudin, dikutip Realita Publik, Senin (20/5/2024).

Nah, artinya dalam bentuk pencemarannya saja itu belum bisa teratasi oleh program Citarum harum dalam kurun waktu enam tahun.

Indikator yang kedua kata Wahyudin,  kegagalan program Citarum harum terjadi akibat   lahan kritis.

"Berbicara soal kerusakan daerah aliran sungai tidak hanya diletakan pada DAS Citarum saja. Tapi terdapat di mikro DAS   yang mengalami kerusakan yang bermuara ke Citarum," katanya.

Parameter itu kemudian yang menjadi potret Walhi Jabar sebagai pembanding bahwa, kerusakannya masih terjadi dan pencemarannya pun masih terjadi.

“Jadi Perpres (No15 tahun 2018) ini kami anggap gagal selama enam tahun berjalan," nilainya.

Untuk itu, WALHI Jabar sebagai pemerhati dan pegiat lingkungan hidup sangat tidak sependapat bila Program Citarum Harum dijadikan showcase di WWF (World Water Forum) ke-10 di Bali. Citarum Harum sebagai salah satu bentuk keberhasilan program yang dijalankan pemerintah Indonesia.

"Klaim bahwa keberhasilan itu diukur, misal ikannya (di DAS Citarum) tercemar ringan, menurut kami itu keliru," tegasnya.

Dia pun tidak sependapat jika Sungai Citarum akan menjadi showcase keberhasilan di World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024.

“Sepanjang catatan Walhi dalam kurun waktu enam tahun program Citarum Harum berjalan, sungainya masih dalam kondisi rusak,” katanya.

Sungainya dinilai masih berstatus tercemar tinggi di bagian sub maupun DAS dari pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dari industri juga sampah domestik.

Selain itu luasan lahan kritis di hulu Sungai Citarum terus meningkat dari angka 900 hektare berdasarkan data 2021. Walhi Jabar juga mempersoalkan tidak adanya transparansi anggaran dalam program Citarum Harum, kurangnya pelibatan masyarakat khususnya di sepanjang aliran sungai.

 “Penegakan hukum terhadap pelaku pencemaran sungai tidak ditindak secara tegas,” kata Wahyudin, dikutip Tempo, 18 Mei 2024.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga Ketua Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan Citarum Harum merupakan kolaborasi pemerintah dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, pelaku bisnis, hingga media.

Program itu dianggap berhasil menurunkan kerusakan status sungai sepanjang 297 kilometer itu dari ‘cemar berat’ menjadi ‘cemar ringan’.

“Pengoptimalan pengelolaan sampah di sepanjang DAS Citarum, penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan, serta edukasi dan pemberdayaan masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai,” kata Luhut dalam keterangan tertulis, Senin, 13 Mei 2024.

Adapun Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan sampah di DAS Citarum ditangani dengan Program Improvement of Solid Waste Management Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya PUPR. Program itu sudah berjalan sejak 2020 dan masih berlanjut hingga November 2025.

ebelumnya, Walhi Jabar bersama elemen masyarakat lainnya menggelar Aksi kritis dengan cara membentangkan spanduk "Citarum Harum X Hadeuh ✓", di bawah jembatan Rancamanyar (sungai Citarum) sebagai bentuk kampanye atas kegagalan program Citarum Harum.

Selain aksi bentangkan spanduk kampanye kegagalan 'Program Citarum Harum', WALHI dan pegiat lingkungan melanjutkan kegiatan bebersih Citarum di wilayah Sektor 7, Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (19/5/2024).

 

 

 

 

Baca Lainnya

Topik Populer

Berita Populer