Selasa, 9 Mei 2023 19:15

Empat Kelurahan Menjadi Fokus Penanganan Kawasan Kumuh di Cimahi

Penulis : Bubun Munawar
Pj Wali Kota Cimahi Dikdik S Nugrahawan membuka Rakor Kelompok Kerja Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman, di Valore Hotel, Baros (9/5
Pj Wali Kota Cimahi Dikdik S Nugrahawan membuka Rakor Kelompok Kerja Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman, di Valore Hotel, Baros (9/5/2023) [Humas]

Limawaktu.id,- Pj. Wali Kota Cimahi Dikdik S. Nugrahawan  menjelaskan, dari luas Kota Cimahi 4.243 Ha, terdapat kawasan kumuh sebesar 156,47 ha yang terbagi kedalam 28 kawasan, tersebar di 15 kelurahan. Penanganan kawasan kumuh yang telah dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan selama tahun 2021 dan 2022  oleh OPD terkait serta kegiatan PPM di wilayah yang melibatkan swadaya masyarakat,

“Alhamdulillah telah dapat menurunkan luasan kumuh sebesar 5,02 ha, sehingga luasan kumuh yang tersisa pada akhir tahun 2022 sebesar 151,45 Ha,” jelas Dikdik, saat membua Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman (POKJA PPKP) menyelenggarakan rapat koordinasi penyusunan rencana kerja bidang teknis PPKP pada Selasa (09/05/2023) di Valore Hotel Baros.  

Menurutnya, Fokus penanganan kawasan kumuh di Kota Cimahi tahun 2023 ini ada 4 kelurahan yaitu Kelurahan Cipageran, Kelurahan Pasirkaliki, Kelurahan Citeureup dan Kelurahan Cimahi. Penanganan kumuh untuk beberapa indikator masih mengalami kendala teknis, khususnya untuk indikator  Keteraturan Bangunan akibat  konsolidasi lahan belum dapat dilakukan karena  memerlukan upaya yang kompleks & bertahap. Selanjutnya adalah sarana air bersih, dengan  adanya pembatasan pemenuhan air bersih dari sumber air tanah karena Kota Cimahi termasuk zona merah pengambilan air bawah tanah serta adanya ketentuan pemenuhan kebutuhan air bersih perkotaan melalui perpipaan.

Selain itu, kondisi air limbah domestic karena terbatasnya lahan untuk pembangunan IPAL komunal dan IPAL individual (tanki septic), serta Proteksi kebakaran, sebab, pembangunan sarana proteksi kebakaran sangat tergantung dari adanya suplai air bersih.

Dia menjelaskan, Menyikapi kendala-kendala tersebut diperlukan adanya strategi-straegi untuk mengatasinya, diantaranya meningkatkan upaya-upaya kolaboratif bidang fisik yang dilakukan oleh  OPD dengan pembangunan  fisik  pada  kegiatan  peningkatan pemberdayaan masyarakat, memadukan program-program tingkat kota yang telah ada terhadap upaya penanganan kumuh, seperti gerakan Orang Cimahi Memilah Sampah (OMPIMPAH) dan gerakan One Product One RW (opor), Open Defecation Free (ODF), dan  kegiatan lainnya.

“Haru juga ada dukungan upaya-upaya non fisik terkait peningkatan ekonomi masyarakat (oleh disdagkoperin, dispangtan), peningkatan wawasan dalam penataan ruang dan perizinan bangunan (oleh dpupr dan dpmptsp), serta kesiapsiagaan bencana dan antisipasi kebakaran (oleh SatpolPP-Damkar) di lokasi kumuh,” jelasnya.

Dikdik berharap rapat Pokja Perumahan dan Kawasan Permukiman (PPKP) Kota Cimahi ini dapat memberikan masukan dan solusi sehingga memberikan manfaat bagi seluruh warga Kota Cimahi

“Mudah-mudahan kawasan Cimahi ini menjadi kawasan yang sehat, yang bersih, yang nyaman yang membuat masyarakat Kota Cimahi meningkat lagi kesejahteraannya” tutupnya. 

Hadir dalam acara rapat koordinasi tersebut  Asisten  Perekonomian dan Pembangunan Budi Raharja, Kepala Bappelitbangda  Kota Cimahi Adet Chandra Purnama, dan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi Endang yang bertindak selaku narasumber.

Baca Lainnya

Topik Populer

Berita Populer