Limawaktu.id - Kawasan Gunung Batu di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kabarnya bakal dijadikan wisata pemandian dengan konsep waterboom.
Rencana itu tak pelak membuat masyarakat sekitar resah dan takut, mengingat lokasinya tepat di jalur Sesar Lembang atau di sebelah Gunung Batu yang berpotensi menimbulkan gempa besar.
Selain itu, warga juga mengeluh sebab selama ini mereka belum pernah menerima sosialisasi dari pengembang maupun pihak desa setempat.
Dari pantauan di lapangan, sekeliling lokasi pembangunan waterboom sudah ditutup pagar seng setinggi 2 meter. Tampak dari kejauhan, sejumlah alat permainan air sudah tersimpan di sana.
Demi pembangunan tersebut, pohon ditebang dan gunung dikeruk tanahnya. Ancaman kerusakan lingkungan akibat ekploitasi alam di kawasan Lembang diprediksi akan bertambah parah dan dikhawatirkan dapat berdampak bencana besar di kemudian hari.
Belum diketahui pihak pengembang yang akan membangun waterboom di sana, namun warga setempat menyebut lokasi pembangunannya berada di lahan milik PT DAM Utama Sakti.
"Iya katanya mau dibangun waterboom, tapi baru wacana. Kalau jadi dibangun, warga sih takut soalnya dekat sekali dengan sesar Lembang," ucap seorang warga, Ine Mutiara (27) saat ditemui, Senin (17/2/2020).
Ketua RW 02, Wawan mengakui, hingga saat ini belum ada itikad baik termasuk melakukan sosialisasi pembangunan waterboom dari pihak pengembang kepada warga.
"Jadi untuk sementara, mulai dari warga maupun pihak RT dan RW menolak rencana pembangunan itu," kata Wawan.
Wawan membenarkan jika lokasi pembangunan waterboom berada di Kawasan Bandung Utara (KBU) dan masuk dalam zona Sesar Lembang yang berpotensi menimbulkan gempa besar sehingga rencana pembangunan tersebut membuat warga resah.
"Warga pasti kena imbas dari pembangunan ini, terlebih belum ada sosialisasi ke warga maupun aparat pemerintah setempat. Padahal lokasinya di KBU dan zona sesar Lembang," tuturnya.
Kepala Desa Pagerwangi, Agus Ruhidayat juga menegaskan, pihaknya sama sekali belum menerima informasi rencana pembangunan waterboom di kawasan Punclut itu. Bahkan, komunikasi secara lisan pun belum perna ia dengar.
"Belum, belum ada kabar ke kita," ucapnya.
Terkait rencana tersebut, Agus mengatakan, pihak desa hanya akan menuruti warga. Jika warga menolak, tentu saja pihak desa tidak akan mengizinkan pembangunan waterboom di sana.
"Kalau warga nolak, tentu saja kita tidak akan memberikan izin. Gimana warga saja," tegasnya.
Dia menyatakan, sampai saat ini para pengusaha yang melaksanakan pembangunan di wilayahnya jarang meminta izin ke desa. "Justru itu, pengusaha tidak pernah meminta izin seperti IMB dan lainnya," pungkasnya.