Limawaktu.id - Berawal dari iseng, Sandra Susan kini sukses menjadi pebisnis boneka Blythe. Dibantu sang suami, Handi (65), dia telah menghasilkan ratusan karakter boneka yang laris manis dipesan konsumen dari berbagai daerah, bahkan luar negeri.
Tangan perempuan berusia 55 tahun itu telaten merias boneka Blythe koleksinya di sebuah rumah yang terletak di Jalan Mahar Martanegara, Kota Cimahi. Boneka-boneka yang sudah dirangkainya itu ia bariskan di atas meja.
Ada berbagai karakter dan ciri khas boneka yang diperlihatkan Sandra saat ditemui pada Selasa (10/3/2020). Dari mulai karakter artis Roy Kiyoshi hingga boneka yang memperlihatkan keberagaman budaya Indonesia, seperti adat Bali hingga Palembang.

Sandra mulai bersentuhan dengan kerajinan boneka sejak tahun 2014. Awalnya ia tertarik untuk memiliki boneka asal Jepang tersebut, sehingga rela menabung sedikit-demi sedikit.
"Harga aslinya dari Jepang kan sampe puluhan juta. Semakin tua makin mahal, dan akhirnya bisa punya yang asli," kenang Sandra.
Sebab menarik, kemudian ia rajin memelototi tutorial pembuatan boneka Blythe di YouTube. Kemudian, dia mempraktikannya bersama suami tercinta, yang membantunya membuat ornamen pendukung boneka.
"Awalnya memang hobi. Tahun 2016 mulai bikin. Saya pernah gagal juga. Waktu itu di Indonesia masih jarang," tuturnya.
Awalnya, Sandra membuat boneka tersebut hanya untuk koleksi saja, setelah mampu membuat Blythe dengan berbagai karakter dan ekspresi di tahun 2018. Apalagi memang Sandra sangat menyukai hal-hal yang berbau boneka. Khususnya yang menonjolkan kebudayaan Indonesia.
Namun, Sandra mulai mengintip peluang untuk memasarkan hasil karyanya tersebut. Hingga kemudian benar-benar menjadi lahan bisnis baginya. Ia memasarkan produknya itu secara online hingga dipesan oleh konsumen.
"Saya jualnya antara Rp 2,5 juta sampai 5 juta yang paling mahal," terang Sandra.
Boneka Blythe yang dibuatnya memiliki ciri khas khusus. Seperti berbadan kecil, namun kepalanya besar. Kemudian matanya bisa diubah menjadi empat warna, sebab ia menyiapkan penarik di belakang kepalanya.
Sandra hanya membuat dua ukuran boneka, yakni ukuran 16 centimeter dan 28 centimeter. Dulu, ia menerima pesanan 5-6 boneka per harinya. Itu belum termasuk pesanan jasa menghias boneka.Total hingga saat ini sudah adah 160 boneka Blythe yang terjual, dan hanya tersisa 30 lagi yang merupakan sampel dan sisa koleksinya.
"Kalo total omsetnya pas dulu itu bisa sampe Rp 15 juta untuk bikin sama jasa. Yang pesan udah hampir semua provinsi, bahkan udah sampe Australia," bebernya.
Untuk kebutuhan bahan baku membuat boneka, lanjut Sandra, ia harus memesannya dari China termasuk boneka plastiknya. Termasuk juga aksesoris-aksesosis yang digunakannya untuk membuat berbagai karakter dan ekspresi sesuai pesanan konsumen.
"Tapi enggak semuanya impor, ada juga yang lokalnya," ucapnya.
Bahan-bahan yang tersedia itu kemudian Sandra rangkai menggunakan alat-alat seperti mesin bor, alat ukir, cat dan sebagainya di area rumahnya yang berada di belakang toko material miliknya. Untuk membuat satu boneka Bylthe, sedikitnya membutuhkan waktu satu hari.
"Saya kan buat itu tergantung permintaan konsumen. Misal mau ekspresi marah, sedih dan sebagainya," tandasnya.