Kamis, 11 Juli 2024 22:09

Diajak Dialog 8 Bakal Calon Wali Kota Mangkir

Penulis : Bubun Munawar

Limawaktu.id, Kota Cimahi - Acara Dialog Publik yang digagas Masyarakat Peduli Cimahi (MPC) dan Forum Wartawan Cimahi (Forwatch)  yang digelar di Pendopo DPRD Kota Cimahi mendapatkan apresiasi dari sejumlah tokoh masyarakat Kota Cimahi. Namun para peserta dialog mengaku kecewa dengan ketidak hadiran para bakal calon yang digadang-gadang bakal maju sebagai Calon Wali Kota Cimahi 20024-2029.

Padahal sebelumnya panitia pelaksana mengundang seluruh bakal calon yang sudah mensosialisasikan dirinya lewat spanduk dan baligo di beberapa sudut Kota Cimahi, mereka yang diundang adalah Achmad Zulkarnain,  Arief Syaifudin, Edi Sartono, Ngatiyana, Dikdik S Nugrahwan, Bila Insan Priatna, Sumarno, Irfan Gautama dan Adhitya Yudistira.

Hanya Sumarno satu-satunya bakal calon wali kota yang menghadiri Dialog Publik yang menghadirkan dua panelis yaitu Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Profesor Izan Fatanu dan Prof DR Obstar Sinaga M.Si Guru Besar Universitas Padjadjaran.

Menurut salah seorang peserta yang juga  tokoh perjuangan Otonomi Kota Cimahi Usman Rachman, dirinya mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh MPC dan Forwatch yang meneyelenggarakan Dialog Publik Bakal Calon Wali Kota Cimahi 2024-2029 karena tujuannya positif.

“Saya apresiasai kegiatan ini karena niatannya positif, namun sangat disayangkan hanya satu bakal calon saja yang hadir, “ terang Usman, usai pelaksanaan Dialog Publik, Kamis (11/7/2024).

Menurutnya, Kehadiran Sumarno sebagai satu-satunya yang hadir telah berani untuk bertatap muka dengan sebagian masyarakat Kota Cimahi dengan niatan untuk membangun Kota Cimahi.

“Dari beberapa bakal calon yang sudah dari sekian waktu dihubungi dan menyatakan kesediaannya untuk hadir  tapi berhalangan, padahal kalau dikategorikan tokoh dan memiliki kans kuat harusnya hadir, “ katanya.

Dia menjelaskan, meskipun tidak menjadi bakal calon tidak ada masalah kalau kehadiran, minimal bisa silturahmi dan memberikan gagasan soal Kota Cimahi. Bukan soal jadi atau tidak jadi wali kota tapi minimal bisa memberikan sumbangsih pemikiran.

“Meskipun ini informal tapi aspek informal menjadi formal ini penting karena bisa berkenalan dengan masyarakat, berkenalan tidak hanya tatap muka tetapi bisa memberikan ide-ide dan pemikiran untuk kebaikan Kota Cimahi,” jelasnya.

Kalau ingin jadi pemimpin itu jangan pamrih, pamrih kalau tidak jadi wali kota tidak ngomong, tidak begitu,  dalam arti jika ada yang menginginkan jadi wali kota seharusnya bisa hadir , jangan dilihat ini sebuah kegiatan yang tidak wah.

“Ini artinya bagaimana anda menghormati diri anda dan menghormati masyarakat  jika anda memiliki gagasan untuk Kota Cimahi perkara tidak jadi itu lain soal syukur-syukur jadi, ada pepatah Tuhan aja mau ditemui lima kali sehari ini malah nggak mau ditemui, ” paparnya.

Dia berharap agar kegiatan sosialisasi terkait dengan proses demokrasi ini bisa lebih disebarkan lagi sampai ke tingkat RW , kegiatan seperti ini diharapkan bisa lebih disebarkan lagi kepada masyarakat karena sangat penting.

“kegiatan seperti ini harus lebih disebarkan lagi kepada masyarakat jangan hanya ditataran elit,” tandasnya.

Sementara, Ketua Pelaksana Dialog Publik yang juga Ketua Masyarakat Peduli Cimahi (MPC)  Armet mengungkapkan, pihaknya mengundang seluruh bakal calon yang sudah melakukan sosialisasi diberbagai baligo maupun spanduk, namun sangat disayangkan beberapa bakal calon yang awalnya  menyatakan diri untuk hadir ternyata berhalangan.

“Harapan kami dengan dialog publik ini bisa memunculkan siapa bakal calon yang baik yang akan dipilih oleh masyarakat Kota Cimahi. Tak hanya mengundang bakal calon kami juga mengundang para pimpinan partai politik suapaya bisa melihat sapa bakal calon yang layak untuk diusung .Kami akan terus melaksanakan kegiatan lain lagi untuk kebaikan Kota Cimahi kedepan,” pungkasnya.

Disisi lain, ketidak hadiran para bakal calon wali kota tersebut dikarenakan berbagai alasan, Achmad Zulkarnain mengungkapkan tidak bisa menghadiri dialog publik karena harus melaksanakan tugas bersama Pj Wali Kota Cimahi ke Kementerian PUPR, sedangkan Ngatiyana  beralasan tidak bisa hadir karena akan berangkat ke Cirebon, sementara Bagja Setiawan mengaku tidak bisa hadir karena mendapat panggilan dari DPP PKS. Bakal Calon wali kota lainnya yaitu Adhitia Yudhistira menyebutkan  karena sedang mengurus keperluan sekolah anaknya. Begitupun dengan Arief Syaifudin dan Edi Sartono yang menyatakan tidak bisa hadir karena ada kegiatan dalam waktu bersamaan. Sedangkan Bakal Calon lainnya tidak memberikan konfirmasi kepada panitia Dialog Publik.

 

 

 

 

Baca Lainnya

Topik Populer

Berita Populer