Limawaktu.id, Kota Bandung - Pemimpin sunda itu harus jadi contoh sebab Orang Sunda cenderung manut bahkan kecerdasan oramg sunda bukan hasil membaca tapi melihat contoh. Di pesantren-pesantren hal tersebut sudah jadi budaya untuk jadi kiyai cukup hormat dan patuh pada Kiyai nantinya akan pinter ngaji
Demikian diungkapkan Dedi Mulyadi pada Kuliah Umum di Gedung Mandalasaba DR Djoengdjoenan Jalan Sumatra 41 Bandung, Jum’at, 20 September 20224.
Kuliah Umum tersebut dihadiri Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan, Rektor UNPAS, Pengurus Paguyuban Pasundan, Para Kepala Sekolah Guru SMK , SMA SMP Pasundan, tersebut dilakukan dengan agenda tunggal yaitu Kuliah Umum Oleh Dedi Mulyadi Bakal Calon Gubernur Propinsi Jawa Barat
Menurut Dedi.Kepemimpinan Sunda itu jenaka bahkan tidak mengenal kasta.hanya yang harus jadi pemikiran bagaimana membangun Jawa Barat 20 tahun ke depan.
“Karakter Sunda itu tuturut munding. Hanya saja urang sunda cenderung ngelehan sehingga hutan jawa barat ini sekarang hanya tersisa 19 persen saja,” tegas Dedi Mulyadi
Pada kuliah umum budaya itu Dedi Mulyadi menyampaikan otokritiknya bahwa simbol sunda bukan lagi macan tapi diganti dengan bebek sebab maung cenderung sombong dan hanya pingin berkuasa sendiri pada daerah kekuasaaannya.
“ Kalau bebek gampang diatur bahkan kalau saja kalah wajar saja hanya bebek,” ungkap Dedi mulyadi
Ketua unum Paguyuban Pasundan Prof.Dr. H.M DidiTurmudzi mengungkapkan bahwa hasil survei Paguyuban Pasundan, masyarakat sunda cenderung tidak mau ada pemisahan Propinsi Jawa barat baik Cirebon atau yang lainnya..Disamping itu kaum milenial Sunda sangat mencintai Budaya Sunda
“Orang Sunda itu sulit diatur karenanya budaya sunda akan jadi perekat orang sunda,” ungkap' HM.Didi Turmudzi.