Minggu, 7 Juli 2024 11:50

Cegah Stunting, DPKP Cimahi Tangani Sanitasi Lingkungan

Penulis : Bubun Munawar

Limawaktu.id, Cimahi - Masih terdapat  2800 Bayi dibawah lima tahun (Balita) yang mengalami Stunting,  menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Cimahi untuk menekan angka stunting.  

Menurut Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Cimahi Endang, masih ada  2800 balita yang mengalami stunting di Cimahi. Tak hanya itu dilihat dari data yang ada, stunting di CImahi ini menunjukan ada  30 ribu balita yang berpotensi mengalami stunting jika tidak dilakukan upaya untuk pencegahannya.

“Jika kondisi ini tidak diantisipasi bakal terjadi peningkatan angka stunting karenanya berbagai upaya dilakukan untuk menekan angka stunting di Kota Cimahi,” terangnya, saat berbincang di Program Ngopi (Ngobrol Penuh Inspirasi) Limawaktu.id, akhir pekan kemarin.

Dia menjelaskan, penanganan stunting secara spesifik dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Cimahi dan DP3A KB, sementara DPKP sebagai OPD yang melakukan penanganan sanitasi melakukan berbagai upaya dengan melakukan penanganan sanitasi lingkungan baik  air limbah, penanganan air bersih maupun penanganan rumah tidak layak huni (Rutilahu).

“Setiap tahun kita melakukan pembangunan sanitasi diantaranya septictank yang sudah dibangun sebanyak 148 Septictank komunal, yang mampu melayani sekitar 9.000 rumah. Dari 124 ribu rumah yang ada di Kota Cimahi, 18 ribu rumah diantaranya masih belum memiliki septictank,” jelasnya.

Dikatakannya, pada tahun ini direncanakan akn ada pembangunan septictank komunal baru di 8 kelurahan se Kota Cimahi. Dibeberapa tempat terutama rumah warga yang berada dipinggiran sungai maih ada yang membuang limbahnya ke sungai ini akan berpengaruh terhadap kesehatan karena limbah domestik yang dibuang ke sungai bisa mengandung bakteri coli yang bisa membahayakan kesehatan.

“Beberapa tahun teakhir ini juga kita mendapatkan bantuan dari bank bjb melalui program CSR untuk pembangunan septctank untuk warga Cimahi,” katanya.

Pengaruh sanitasi lingkungan sendiri bisa menyumbang sekitar 40 persen terjadinya stunting, karenanya kita menghimbau masyarakat untuk secara mandiri memiliki septctank untuk pembuangan limbah domestiknya.

“Banyak warga yang memanfaatkan air sumur untuk kebutuhan hidupnya, jika pembuangan limbah domestik  ini berada dekat dengan sumur maka akan terjadi rembesan ke sumur yang digunakan warga yang bisa mengganggu kesehatan,” paparnya.

Sedangkan terkait dengan penyediaan air bersih, Kepala Bidang Prasarana DPKP Ami Pringgo menyebutkan,  dari data yang ada penduduk Kota Cimahi yang sudah mendapatkan pelayanan air bersih sudah mencapai 78 persen, sisanya menjadi program yang sedang dilaksanakan oleh DPKP dalam melakukan pelayanan air bersih bagi warga,” sebut Ami.

Megingat air bersih itu berkaitan dengan wilayah sekitar, pihaknya melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah di wilayah sekitar terutama dengan  Kabupaten Bandung ataupun Kabupaten Bandung Barat.

Kepala DPKP Endang mengungkapkan, untuk meningkatkan pelayanan air bersih ini pihaknya dengan Pemerintah Provinsi dan wilayah Bandung Raya sedang ada pengembangan layanan air bersih yang sumbernya  dari Ciwidey Kabupaten Bandung untuk melayani sekitar 12 ribu rumah untuk Kota Cimahi  yang reservoir nya akan dibangun di sekitar Leuwigajah, untuk melayani wilayah di Kecamatan Cimahi Selatan.

“Satu lagi kita juga akan mengembangkan layanan air bersih yang akan dibangun di Pasrikaliki Kecamatan Cimahi Utara,’ ungkapnya.

Dibutuhkan kolaborasi dari beberapa pemerintah daerah dalam hal pelayanan air bersih ini, karenanya dibutuhkan berbagai upaya agar kondisi air ini bisa terjaga, karena air merupakan barang yang tidak digantikan dan diproduksi, sehingga butuh kepedulian dari semua pihak baik pemerintah dan warga masyarakat untuk menjaga kestersediaan air bersih baku.

“Dibutuhkan kerjasama poentahelix dalam menjaga kondisi ketersediaan air ini,” imbuhnya.  

Sementara, untuk mencegah stunting juga dibutuhkan kondisi rumah yang layak huni. Melalui  program  pembangunan rumah tidak layak huni (rutilahu).

Di Kota Cimahi sendiri masih ada 1491 tumah yang masih dalam kondisi tidak layak huni.

“Dalam tahun ini di APBD murni kami akan membangun sekitar 435 rumah tidak layak huni agar menjadi layak untu ditempati. Pada tahun kemarin kita bisa membangun 838 rutilahu,” jelasnya.

Dia berharap keterlibatan dari semua pihak untuk mencegah peningkatan angka stunting ini, Sebab dengan kebutuhan anggaran yang begitu besar untuk penanganan atunting dan kawsaan permukman ini dibutuhkan partisipasi semua pihak.

“Kami harapkan kerjasama pentahelixnya dalam penanganan stunting ini baik dari perusahaan dengan program CSR maupun pergutuan tinggi dengan ide-ide nya serta kesadaran seluruh masyarakat menjaga pola hidup sehat maupun menjaga ketersediaan air baku,” pungkasnya.       

  

Baca Lainnya

Topik Populer

Berita Populer