Limawaktu id- Bandung – Suhu politik di Kota Cimahi mulai memanas seiring akan dimulainya kontestasi pemilihan Wali Kota dan wakil wali kota di Pilkada serentak 2024. Sejumlah partai politik dan perseorangan pun mulai mendaftar dan melakukan penjaringan bakal calon walikota yang akan memimpin Cimahi lima tahun kedepan.
“Walikota Cimahi lima tahun ke depan harus orang kredibel dan kreatif yang tahu masalah kota sehingga ke depan bisa sejajar dengan kota-kota lainnya yang sudah lama berdiri seperti Kota Bandung,” terang DR.H.Yaya Mulyana M Si, Dosen Pasca Sarjana Fisip Universitas Pasundan, Minggu (2/6/2024).
Masalah pendirian kota Cimahi dijelaskan Yaya sudah tidak perlu jadi polemik lagi karena sudah sah menurut Undang undang.
Menurut dia, wialayah Cimahi yang kecil bukan menjadi permasalahan asal Sumber Daya Manusianya mumpuni.
“Jadi warga Cimahi harus pinter memilih siapa orang yang bisa memajukan wilayahnya,” katanya.
Dia menjelaskan, Bakal Calon Walikota Cimahi harus belajar dari kesalahan yang sudah sudah, dimana tiga wali kotanya terkena kasus korupsi. Meskipun memang politik sekarang ini hight cost politik.
“Politik sekarang memerlukan biaya tinggi sehingga calon yang maju harus benar-benar siap segalanya,” jelasnya.
Dia mencontohkan, ada kesalahan sistem di Jawa Timur dimana ada anak kiyai juga terkena kasus padahal ' medok' kiyai jadi terjerat sistem.
Doktor orang Cimahi ini mengutip pernyataan Prof mahfud MD mantan Menkopolhukam saat berkunjung ke Universitas Pasundan, dirinya menjelaskan bahwa 85 persen kepala daerah terkena kasus korupsi.