Limawaktu.id - Angin segar kembali dihembuskan Dinas Perdagangan Koperasi UMKM dan Perindustrian (Disdagkoperind) soal lanjutan Revitalisasi Pasar Cimindi.
Seperti diketahui, revitalisasi pasar yang terletak di Jalan Mahar Martanegara itu sudah dimulai sejak akhir 2016. Revitalisasi dimulai sejak Kepala Bidang Perdagangan masih dijabat Muhammad Sutarno.
Hingga Sutarno lengser periode Maret 2018, revitalisasi diklaim sudah mencapai 80%. Sejak Maret, posisi Kepala Bidang Perdagangan diisi oleh Siti Rosida.


Saat dihubungi Selasa (10/7/2018), Siti Rosidah mengatakan, proses lanjutan revitalisasi yakni berupa pemasangan atap Pasar Cimindi baru akan dimulai lagi. Namun, proses revitalisasi terlebih dulu akan dikerjakan di tempat produksi untuk pembuatan atap.
"Memasang atap aja. Rencananya itu pekerjaan terbagi dua, pabrikasi dan pemasangan (di lokasi pasar)," ungkapnya.
Jadi, terang Siti, dalam sebulan ke depan, tidak akan ada pekerjaan di Pasar Cimini. Sebab, proses pembuatan atap akan difokusan di tempat produk. Pihaknya menargetkan proses pabrikasi atap tuntas dalam sebulan.
Untuk pembuatan dan pemasangan atap dalam proses revitalisasi pasar, pihaknya tidak memasukan ke dalam proses lelang. Pasalnya, anggaran yang dibutuhkan kurang dari Rp 200 juta.
"Gak sampe Rp 200 juta kalau penunjukan langsung. Pagu Rp 180 jutaan," bebernya.
Pihaknya menargetkan, proses lanjutan revitalisasi berupa pemasangan atasi pasar akan selesai dalam tiga bulan ke depan.
Sebelumnya, para pegadang Pasar Cimindi sempat mengeluhkan tersendatnya revitalisasi pasar. Apalagi, cukup lama.
Ketua Forum Pedagang Pasar Cimindi (43), Mumuh meminta pihak Pemerintah Kota Cimahi segera melanjutkan dan merampungkan revitalisasi pasar tersebut.
"Bagian bawah pasar kotor. Pedagang berharap pemasangan atap ini bisa selesai secepatnya," kata Mumuh.
Menurut dia, kondisi pasar yang kurang nyaman sangat berpengaruh terhadap menurunya jumlah pengunjung. Sehingga, pendapatan pun ikut menurun.
"Mulai sepi sejak sekitar tahun 2014 – 2015 sampai sekarang 2018," ujarnya.
Selain belum rampungnya pembangunan, para pedagang pun saat ini berada dalam situasi kritis. Terlebih, hak guna bangunan di pasar tersebut akan segera habis di tahun 2019 mendatang.
Dengan begitu, kata dia, apabila bangunan pasar tidak segera dimoderenisasi maka, pengunjung akan lebih memilih pasar yang lebih layak ketimbang datang ke Pasar Cimindi.
"Dulu kontraknya 25 tahun sama pihak ketiga. Saya khawatir semakin ke depan semakin sepi pengunjungnya," ucapnya.