Limawaktu.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota cimahi mencatat, jumlah bencana di Kota Cimahi terus mengalami peningkatan sejak tiga tahun terakhir. Berdasarkan rekapitulasi dana kejadian bencana Kota Cimahi, tahun 2016 tercatat ada 75 kejadian bencana. Rinciannya, kebakaran sebanyak 18 kali, banjir 22 kali, tanah longsor 14 kali, angin puting beliung 9 kali, gempa bumi 1 dan bencana lain-lain ada 11 kali.
Jumlah itu meningkat pada tahun 2017 menjadi 108 kejadian. Rinciannya, kebakaran 30 kali, tanah longsor 12 kali, angin puting beliung 9 kali serta bencana lainnya 48 kali. Tahun 2018 meningkat menjadi 193 kejadian. Rinciannya, kebakaran 57 kali, banjir 33 kali, tanah longsor 16 kali, angin puting beliung 1 kali, gempa bumi 1 kali dan lain-lain 85 kali.
Data rekapitulasi bencana itu terungkap dalam sosialisasi 'Daerah Rawan Bencana Banjir, Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung yang digelar di Vila Neglasari, Cibabat, Kota Cimahi, Selasa (8/10/2019).
"Totalnya selama tiga tahun itu ada 376 bencana. Rinciannya, kebakaran 105 kali, banjir 67 kali, tanah longsor 39 kali, angin puting beliung 19 kali, gempa bumi 2 kali dan lain-lain," ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Cimahi, Rezza Rivalsyah.
Sebagai antisipasi berbagai kejadian bencana, khususnya menghadapi musim hujan ini, lanjut Rezza, giat sosialisasi ini sangat penting dilakukan terhadap masyarakat melalui para relawan kebencanan di semua wilayah Kota Cimahi.
Khususnya bencana hidrometeorologi seperti catatan bencana yang terjadi tahun-tahun sebelumnya. Seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung. "BPBD menganggap acara ini penting. Dikhawatirkan adanya bencana baru. Nah, kita ingatkan lagi khsusunya yang sudah terdampak jangan sampai terulang lagi," ujarnya.
Kota Cimahi sendiri merupakan daerah yang masih rawan banjir, khususnya di wilayah Melong, Cimahi Selatan. Sebab, daerah itu merupakan wilayah hilir pembuangan air dari hulu."Kemudian, kenapa Cimahi rentan tanan longsor? Karena tanah Cimahi bekas letupan gunung berapi yang memang tidak kuat," terangnya.
Kondisi tanah seperti itu, kata Rezza, jika dimusim kemarau akan terjadi keretakan. Kemudian memasuki musim hujan airnya akan masuk ke dalam retakan sehingga tanahnya akan semakin rapuh."Jadi masuk potensi longsornya besar," ucapnya.