Selasa, 1 April 2025 20:18

Bantu Korban Gempa, Indonesia Kirim Tim USAR ke Myanmar

Penulis : Wawan Gunawan
Pemerintah Indonesia mengirimkan Tim Urban Search and Rescue (USAR) ke Myanmar sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap negara yang sedang dilanda bencana
Pemerintah Indonesia mengirimkan Tim Urban Search and Rescue (USAR) ke Myanmar sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap negara yang sedang dilanda bencana [BNPB Indonesia]

Limawaktu.id, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengirimkan Tim Urban Search and Rescue (USAR) ke Myanmar sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap negara yang sedang dilanda bencana. Seperti diketahui pada Jumat (28/3) Myanmar dilanda gempabumi dengan magnitudo 7,7 yang berdampak pada korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.

Tim yamg diberangkatkan antara lain Tim INASAR, perwakilan Kemenlu dan TNI dengan total 73 personel. Untuk sementara, periode tugas selama dua minggu dan bisa menyesuaikan jika masih dibutuhkan.

Kepala BNPB Suharyanto menyatakan, bantuan ini sesuai dengan permohonan bantuan dari pemerintah Myanmar. Bantuan ini merupakan bentuk dukungan Indonesia kepada negara yang sedang dilanda bencana.

Pengiriman bantuan kemanusiaan ke Myanmar merupakan kerja sama lintas instansi antara lain Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kemenko PMK, Kementerian Kesehatan, TNI, BNPB, Basarnas, Baznas, dan lembaga lainnya.

“Kebutuhan yang mendesak saat ini mencakup bantuan peralatan darurat, obat-obatan, serta kebutuhan dasar lainnya seperti selimut, tenda, hygiene kit, dan makanan siap saji,” ungkap Suharyanto.

Dilansir Reuters, Selasa (1/4/2025), pemimpin militer Myanmar Min Aung Hlaing mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 3.000 orang. Dia juga mengatakan ada 4.521 orang terluka dan 441 orang yang masih hilang.

Gempa bermagnitudo (M) 7,7 yang terjadi sekitar jam makan siang pada Jumat (28/3) adalah yang terkuat di Myanmar dalam lebih dari satu abad. Gempa dahsyat itu telah merobohkan pagoda kuno dan bangunan modern.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut 50 anak dan dua guru tewas ketika gedung prasekolah mereka di Mandalay, Myanmar, runtuh saat gempa. Warga kini kesulitan air bersih dan sanitasi.

"Di wilayah yang paling parah dilanda masyarakat berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti akses ke air bersih dan sanitasi, sementara tim darurat bekerja tanpa lelah untuk menemukan korban selamat dan memberikan bantuan yang menyelamatkan jiwa," kata badan PBB itu dalam sebuah laporan.

Baca Lainnya

Topik Populer

Berita Populer