Limawaktu.id – Potret miris tergambar dari sosok Ibu bernama Engkom Komariah. Diusianya yang menginjak 62 tahun, ia tak bisa merasakan moment Hari Ibu, 22 Desember 2017.
Pasalnya, semenjak suaminya meninggal lima tahun silam, ia tak pernah lagi diperlakukan layaknya Ibu oleh tiga anak laki-laki dan tiga anak perempuannya. Engkom merasa seperti Ditelantarkan.
Padahal, dihari spesial khusus para Ibu ini, ia berharap sekali ucapan 'Happy Mother Day', sebagai tanda kasih sayang dari keenam anaknya.


"Jangankan membantu masalah ekonomi, menemui pun mereka jarang. Saya tidak mengerti mereka kenapa bisa seperti ini, apalagi menantu sikapnya kepada saya sangat berlebihan," tuturnya, seraya mata berkaca-kaca saat ditemui, Jum'at (22/12/2017).
Ia tak ingin bergantung pada orang lain, apalagi keenam anak-anaknya. Engkom ingin mandiri. Untuk menyambung hidup, tahun 2013 lalu Engkom terpaksa menjadi seorang juru Parkir.
Dirinya yang sekarang tinggal di Kelurahan Jaya mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat itu menjadi juru parkir di sekitar Jalan Gandawijaya, Kota Cimahi.
Ia mengaku, setelah suaminya meninggal, keenam anaknya, tiga laki laki dan tiga perempuan yang tinggal di Cimahi hingga saat ini tak pernah membantu kesusahannya.
"Setelah itu terpaksa harus banting tulang untuk biaya sehari hari," ucapnya.
Mengenakan kerudung warna hitam serta pakaian juru parkir warna orange, ciri khas tukang parkir, sesekali ia membantu pemilik motor menarik bagian belakang motor ketika pemiliknya akan keluar. Uang Rp 2.000 dari pemilik kendaraan kerap ia terima.
"Untuk menambah penghasilannya, saya berjualan minuman berkemasan di depan pertokoan Jalan Gandawijaya," ujarnya, lirih.
Jika tak ada pemilik motor yang akan keluar, ia terlihat sabar, duduk dan menjaga barang dagangannya sembari memperhatikan motor yang masih terparkir. Menjadi juru parkir ia lakoni setiap harinya, mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.