Limawaktu.id - Namanya Agus Suherman, pria 47 tahun yang berpenghasilan Rp 20-40 juta per bulan dari usahanya menjadi pengrajin pot bunga berbahan kayu.
Bisnis itu sudah empat tahun digeluti pria yang berasal dari Kampung Sukamanah, RT 3 RW 11, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Bandung Barat (KBB). Sebelumnya, ia merupakan petani budidaya tanaman anggrek.
Agus menceritakan, awalnya ia hanya coba-coba membuat berbagai jenis kerajinan pot berbahan kayu, utamanya pot bunga. Padahal, saat itu bisnis tanaman anggrek di sekitar rumahnya yang berada di wilayah Lembang tengah naik daun.


"Lembang kan salah satu daerah sentra bunga, malah ada beberapa tempat wisata bunga. Tetapi saya melihat kebanyakan pot bunga yang dipajang masih polos, pot berwarna hitam," tuturnya, Senin (4/3/2019).
Agus mengaku sama sekali tidak punya pengalaman membuat pot dari kayu karena dirinya hanya lulusan SMK Pertanian di Subang. Namun berkat ketekunan, lama-kelamaan, keahlian bapak dua anak ini semakin terasah dalam membuat berbagai jenis dan ukuran pot bunga.
"Saya belajar otodidak bikin pot di rumah, lama-lama jadi terasah. Coba dijual di tempat wisata, alhamdulillah ternyata laku, semakin ke sini, jadi semakin berkembang. Bukan cuma pot bunga, tapi bermacam-macam kerajinan dari kayu atau batok kelapa," bebernya.
Agus mengatakan, jenis kayu jati belanda jadi pilihan untuk dibuat pot karena memiliki serat kayu alami yang lebih indah dipandang. Melihat prospek yang lebih menjanjikan, Agus akhirnya meninggalkan usaha budidaya tanaman anggrek yang lebih dulu digeluti.
"Dari anggrek, sebenarnya keuntungannya bisa lebih besar asal bisa serius mengurusnya, tapi kendalanya perputaran uangnya lebih lama. Soalnya baru bisa dijual seharga ke depan. Beda dengan kerajinan kayu, uangnya bisa lebih cepat didapat," ungkapnya.
Selain menjual di tempat wisata, Agus juga memanfaatkan media sosial untuk memasarkan berbagai produk yang dihasilkannya. Hasil karyanya kini telah merambah hingga berbagai daerah seperti Jogjakarta, Malang, Surabaya, Bali, Lombok, hingga Aceh.
"Yang paling banyak dijual memang pot bunga, tapi ada juga buat parcel, lukisan, decoupage, rak, meja, kursi, photo booth, display toko, tempat pakaian, tempat perhiasan, sampai mainan anak," bebernya.
Harga yang ditawarkan Agus bervariasi, tergantung jumlah bahan yang digunakan dan tingkat kerumitan dalam proses pembuatannya, mulai dari Rp 22.500 hingga Rp500.000. Selain bisa menghidupi keluarganya, kini Agus juga berhasil membuka peluang pekerjaan bagi warga sekitar yang dijadikan pegawainya.
"Omset saat ini rata-rata sampai Rp 20-40 juta per bulan. Kalau untuk pesanan keluar kota biasanya melalui online. Tapi untuk di sekitar Bandung bisa datang ke gerai saya di RupaRupi Handycraft Market," tandasnya.