Limawaktu.id,- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, Perdagangan global mengalami kontraksi terburuk sejak 1930 yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, yaitu sebesar 13%-32%.
Di level internasional, Kementerian Keuangan melalui Ditjen Bea Cukai (DJBC) berupaya untuk mewujudkan perjanjian perdagangan bebas lingkup ASEAN dan negara mitranya, melalui Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership).
"Langkah DJBC memperkuat posisi Indonesia di level internasional dibuktikan antara lain dengan mandat yang dipercayakan kepada DJBC sebagai WCO Asia Pacific Vice Chair periode 2020-2022. Selain itu, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea Cukai telah menjadi pusat pendidikan untuk wilayah nasional dan regional yang diakui oleh WCO," terangnya, Minggu (31/1/2021).
Dijelaskannya, Guna mendukung percepatan proses ekspor impor di Indonsia, kata Sri Mulyani, DJBC telah mengembangkan National Logistic Ecosystem (NLE) yang bertujuan untuk menyederhanakan sistem logistik agar lebih efisien, terjangkau, transparan, dan tepat waktu. Dengan adanya sistem digital ini, diharapkan tercipta bisnis proses yang lebih sederhana, efektif, dan pelayanan yang lebih cepat.
"Saya berharap DJBC dapat segera mewujudkan visi untuk menjadi institusi bea dan cukai terdepan di dunia dan dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional dan global melalui kerja sama penguatan rantai pasokan global," bebernya.
Dia menginginkan DJBC dapat segera mewujudkan visi untuk menjadi institusi bea dan cukai terdepan di dunia dan dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional dan global melalui kerja sama penguatan rantai pasokan global.