Limawaktu.id – Destinasi wisata kreatif berbasis kuliner tematik jaman dulu Pasar Wisata Legok Awi Cimahi yang terletak di Kampung Torobosan, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi kini menggeliat dan bersiap untuk bangkit dari tidur panjangnya sejak lebih dari setahun terakhir.
Dalam presentasi bertajuk “Collabtourism Legok Awi, Inovasi Manajemen Pariwisata Kota Cimahi” yang dipimpin oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi Budi Raharja, proyek revitalisasi Pasar Wisata Legok Awi menerapkan konsep kolaborasi penta helix bersifat simbiosis mutualisme, yang diharapkan menghasilkan kinerja yang efektif, efisien, berkelanjutan, dan multi manfaat.
Budi mengemukakan, ada 10 stakeholder dari berbagai latar belakang yang mendukung revitalisasi Pasar Wisata Legok Awi, yang bertugas sesuai dengan peran dan kapasitasnya masing-masing. Kesepuluh stakeholder tersebut terdiri dari 2 unsur akademisi, 1 unsur bisnis, 2 unsur komunitas, 3 unsur pemerintah dan 2 unsur media. Adapun jumlah sumber daya manusia (SDM) yang terlibat totalnya berjumlah 75 orang.
“Berbicara tentang aspek pendanaannya, Alhamdulillah kami ada dana BID (Bursa Inovasi Desa, red) ya, untuk pemulihan ekonomi kita arahkan ke Pasar Wisata Legok Awi ini, baik di 2020 kemarin maupun 2021 ini. Terkait dengan peningkatan kualitas SDM Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata, red) ini, kami melakukan pelatihan-pelatihan,” kata Budi, ditemui di lokasi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pelatihan yang dimaksud antara lain pelatihan manajemen konstruksi bambu, pelatihan manajemen bisnis pariwisata dengan melibatkan akademisi. Manajemen konstruksi bamboo melibatkan pihak Institut Teknologi Bandung (ITB), sedangkan bisnis pariwisata melibatkan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (Stiepar) Yapari Bandung. Dari unsur pemerintah juga turut terlibat Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) dan Dinas Perdagangan, Koperasi dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi yang memberikan pelatihan seputar kuliner.
Sementara itu Ketua Pasar Wisata Legok Awi Sumarno mengatakan, ke depannya Pasar Wisata Legok Awi akan tetap mengusung konsep wisata kreatif berbasis kuliner tematik jaman dulu. Namun, akan diimbangi dengan kegiatan-kegiatan yang lebih modern, seperti berkemah, wahana outbond, dan lain sebagainya.
“Harapan ke depannya, Pasar Wisata Legok Awi memberikan manfaat tidak hanya untuk Kampung Torobosan saja, tetapi juga seluruh Kota Cimahi. Maju, bernilai jual, punya daya tarik yang lebih tinggi,” katanya, ditemui seusai acara.
Selain itu ia juga mengatakan, Pasar Wisata Legok Awi berencana melaksanakan soft launching pada Juni mendatang, dengan mengundang langsung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia Sandiaga Uno. Pelaksanaan soft launching ini bertepatan dengan momen hari jadi Kota Cimahi yang ke-20 tahun.
Di kesempatan yang sama, Ketua Stiepar Yapari Bandung Enok Maryani mengatakan, masyarakat dan pemerintah terkait perlu berkolaborasi dengan baik. Masyarakat memiliki peran yang dominan dan itu menjadi kekuatan penggerak yang luar biasa.
“Di masa pandemi ini wisata alam memang sangat dibutuhkan, dalam arti di sini kita dapat menikmati udara yang segar, kemudian suasana yang tenang, musik alam, dan itu menjadi sebuah potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata. Namun melihat kondisi yang ada, perlu pemetaan yang cukup ya,” katanya.
Pasar Wisata Legok Awi sebelumnya telah beroperasi pada September 2019 lalu, namun hanya bertahan tiga bulan sebelum akhirnya terhenti. Penyebabnya, proses pembangunan tidak menerapkan manajemen konstruksi sehingga membuat bangunan bambu tidak bertahan lama, pengelolaannya belum menerapkan manajemen bisnis pariwisata dan tidak melibatkan unsur penta helix, serta pendanaan hanya mengandalkan swadaya pihak pengelola dan belum didukung dana APBD.