Limawaktu.id – media sosial menjadi salah satu tempat untuk berbagi momen-momen yang dialami seseorang di waktu-waktu tertentu. Ketika seseorang beraktivitas, beristirahat, atau berada dalam situasi dan kondisi tertentu, terkadang ia akan berbagi momen dengan teman-teman di media sosialnya dengan memposting foto selfie, foto suasana sekitar, atau status yang berkisah tentang hal yang sedang dirasakan.
Setiap pengguna media sosial tentunya berhak untuk berekspresi, namun tetap harus memperhatikan batasan-batasan yang berlaku. Jangan sampai apa yang diposting di media sosial menjadi bumerang dan merugikan diri sendiri. Melansir How to Geek pada Sabtu (15/5/2021), ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dibagikan oleh pengguna media sosial demi keamanan dan keselamatan diri, bahkan demi masa depan.
1. Alamat atau Petunjuk Mengenai Tempat Tinggal
Alamat tinggal adalah salah satu data pribadi yang sensitif. Setiap orang bahkan tidak akan sembarangan memberikan alamat pada orang yang dikenal sekalipun tanpa kepentingan. Begitu pula di media sosial. Namun, banyak pengguna tidak menyadari mereka telah membocorkan informasi atau petunjuk yang mengarah pada alamat tempat tinggal lewat postingan foto.
“Memposting foto jalanan depan rumah, pemandangan di luar pintu rumah atau jendela, atau depan rumah adalah ide yang buruk. Foto selfie yang diambil di dapur bisa saja ikut merekam surat atau dokumen penting yang memuat alamat lengkap di latar belakang,” ungkap Tim Brookes, seorang penulis teknologi, seperti dikutip dari How to Geek.
Ia menambahkan, orang dengan niat buruk bisa melakukan “doxing”, yakni mencari tahu daerah tempat tinggal dari petunjuk yang ada di foto. Selain itu, mereka juga bisa menguntit dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Tidak semua orang yang dikenal memiliki niat dan perilaku yang baik.
2. Foto Selfie dan Foto Lain yang Membocorkan Banyak Hal
Hati-hati saat mengambil foto selfie atau foto suasana sekitar ruangan. Jangan sampai ada objek yang memuat informasi sensitif ikut terfoto di dalamnya, seperti ijazah yang dibingkai dan dipajang di dinding atau tulisan yang ada di papan tulis kantor.
“Jika Anda berhati-hati untuk tidak membocorkan foto anggota keluarga, pastikan untuk tidak memposting foto apapun dengan foto berbingkai di latar belakangnya,” ujar Brookes.
Pria yang berpengalaman di bidang teknologi selama lebih dari 10 tahun itu mengatakan, barang yang baru dibeli dan harta yang bernilai tinggi di dalam rumah juga perlu dipertimbangkan. Jangan sampai membocorkan harta kekayaan dalam postingan media sosial karena bisa mengundang aksi pencurian.
3. Rencana Liburan dan Traveling
Jangan sembarangan mengumbar kegiatan liburan dan traveling di media sosial. Seringkali pengguna memposting momen liburan yang sedang dijalani, padahal dengan demikian pengguna sebenarnya sedang menunjukkan bahwa ia tidak sedang berada di rumah, dan rumah sedang dalam keadaan kosong. Para perampok yang menarget rumah tempat tinggalnya mungkin akan bersiap-siap untuk melakukan aksi.
“Bahkan jika Anda belum mengumumkan akan berpergian, menulis status seperti ‘menghabiskan pekan depan di pinggir kolam’ di kota, wilayah atau negara yang bermil-mil jauhnya dari rumah juga bukan hal yang bijak,” kata Brookes.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika pengguna tidak tahan ingin memposting update, lebih baik bagikan dengan grup teman-teman pilihan yang dipercaya dan jauh dari media sosial. Ketika sudah pulang, postinglah beberapa foto untuk menandai perjalanan tanpa perlu khawatir dengan keamanan rumah.
4. Informasi tentang Rutinitas Sehari-Hari
Perampokan rumah kebanyakan terjadi di siang hari saat sebagian besar orang sedang berada di luar rumah. Memberikan terlalu banyak informasi rutinitas sehari-hari beresiko membahayakan keamanan rumah.
Jika pengguna mengupdate status “kerja sampai jam 7 malam”, ini akan memberitahu teman atau pengikut bahwa ia akan berada di luar rumah sepanjang hari. Begitu pula di platform jual-beli seperti Facebook Marketplace, memberi tahu calon pembeli untuk “menghubungi setelah jam 7 malam atau di akhir pekan” sebenarnya adalah ide yang buruk.
“Menunjukkan keberadaan anak usia sekolah yang tinggal di rumah juga akan memperlihatkan rutinitas Anda yang mungkin selalu mengantar-jemput anak ke sekolah,” jelas Brookes.
5. Konten yang Bisa Membahayakan Karir
Seperti yang sudah disebut di atas, apapun yang diposting di media sosial bisa menjadi bumerang dan merugikan diri sendiri. Hal ini sangat marak terjadi di dunia kerja, di mana rekam jejak digital karyawan atau calon karyawan dapat memengaruhi keputusan atasan dan rekruter yang menentukan nasib karir ke depan.
“Foto-foto memalukan yang dibuat minggu atau bahkan bertahun-tahun lalu bisa membuat atasan mempertanyakan kenapa mereka memperkerjakan Anda. Postingan negatif tentang atasan, keinginan untuk pindah tempat kerja, foto yang memperlihatkan lingkungan tempat kerja dan pekerjaan yang sedang dilakukan sebaiknya tidak diposting juga,” pungkas Brookes.