Senin, 26 Desember 2022 0:16

Tiga Cara Islam Mengajarkan Sikap Integritas

Penulis : Iman Nurdin
Wakil Ketua Komisi Dakwah & Pengembangan Masyarakat Islam, KH. Drs. Asep Totoh Ghozali M.Ag, saat berceramah di hadapan Jamaah MTSI 5 Masjid, di masjid At Taufik, RW 12 Kel. Melong, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Minggu (25/12/2022)
Wakil Ketua Komisi Dakwah & Pengembangan Masyarakat Islam, KH. Drs. Asep Totoh Ghozali M.Ag, saat berceramah di hadapan Jamaah MTSI 5 Masjid, di masjid At Taufik, RW 12 Kel. Melong, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Minggu (25/12/2022) [Iman Nurdin]

Cimahi, Limawaktu.id,- Saat ini banyak orang yang tidak memiliki integrasi sehingga merusak tatanan kehidupan. Pikiran dan ucapan tidak sesuai dengan tindakan, sehingga bukan menegakan kebenaran, alih-alih merusak kebenaran.

"Manusia yang memiliki integrasi adalah orang yang pikiran, ucapan dan tindakan memiliki kesatuan. Ketika orang pikiran dan ucapannya mengharamkan minuman keras dan perjudian, tetapi tindakannya malah mendukung minuman keras dan perjudian, ini manusia yang tidak memiliki integritas," kata Wakil Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Islan MUI Jabar, KH. Drs. Asep Totoh Gozali,M.Ag., saat berceramah tentang Integrasi Seorang Muslim, dalam Majelis Taklim Syiar Islam di Masjid At Taufik, RW 12, Kel. Melong, Kota Cimahi, Minggu (25/12/2022).

Menurutnya, Islam mengajarkan seorang muslim untuk memiliki sikap integritas. Sejak niat, ucapan dan tindakannya dalam satu kesatuan, tidak berbeda-beda. "Karena orang yang pikiran, ucapan, dan tindakan bertentangan, ini termasuk orang yang munafik," tegasnya.

Islam, lanjut ulama asal Bandung ini, mendidik seorang Muslim dengan tiga tahapan, yakni mua'hadah, muroqobah, dan muhasabah. Ketiga ajaran ini membuat seorang Muslim akan menjadi orang yang memiliki integrasi.

"Muahadah adalah mengingat persaksian seorang manusia di hadapan Allah, yakni ketika di alam ruh membenarkan bahwa Allah adalah Tuhan yang berhak disembah, seperti dalam surat Al-A'raf ayat 172, setiap manusia menyatakan perjanjian dengan Allah sebagai Rabb-nya," urainya

Dengan persaksian ini, diritualkan dalam solat lima waktu dengan bersujud dan mengakui sebagai makhlukNYA. "Kemudian sikap muroqobah, yakni merasa diawasi oleh Allah, sehingga tidak akan berbohong dan berbuat sebaik-baiknya dalam setiap melaksanakan kewajiban, baik kehidpan di pekerjaan dan urusan ibadah," imbuhnya.

Dan setiap muslim. lanjutnya, harus melakukan muhasabah, yakni mengevaluasi setiap saat atas pikiran, ucapan dan tindakannya. "Muhasabah yang diperintahkan Nabi adalah tentang waktu yang dihabiskan, ilmu yang diamalkan, dan harta yang dibelanjakan. Apakah itu sudah sesuai perintah Allah dan mencontoh Rasulullah," paparnya.

Kegiatan ceramah ini dihadiri ratusan jamaah masjid dari 5 wilayah RW yang digagas Majelis Taklim Syiar Islam (MTSI) setiap bulan di 5 masjid di kelurahan Melong, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Menurut Ketua MTSI, DR. Hadiyanto, hingga kini sudah 146 kali kegiatan MTSI dilaksanakan atau 16 tahun berlangsung. Setiap bulan, kegiatan syiar Islam dilaksanakan di setiap masjid dengan mendatangkan alim ulama. "Kami berharap, apa yang dilaksanakan MTSI merupakan ikhtiar kita untuk bisa menjaga ukhuwah Islamiyah sekaligus membangun solidaritas sesama," katanya.

Baca Lainnya