Senin, 9 April 2018 13:23

'Penista' Azan di Zaman Nabi SAW

Illustrasi
Illustrasi [Net]

Penulis: Syarifah Mydha Alaydrus

Namanya adalah Aus bin Mughirah al-Jumahi. rasulullah ﷺ memerintahkannya untuk mengumandangkan adzan di Mekah sekembalinya beliau dari Hunain.

Ketika Mekah berhasil ditaklukkan kaum muslimin,

Rasulullah ﷺ memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan dari atas Ka’bah.

Sebagian pemuda Quraisy, yang masih belum lapang dada menerima Islam, menirukan suara Bilal.

Mereka marah dan bermaksud mengejeknya. Sampai salah seorang pemuda yang bernama Abu Mahdzurah al-Jumahi pun meniru-niru adzan Bilal.

Abu Mahdzurah, pemuda 16 tahun, termasuk orang Quraisy yang paling merdu suaranya.

Saat ia mengangkat suara mengumandangkan adzan dengan maksud ejekan, Rasulullah ﷺ mendengarnya.

Nabi memanggilnya dan mendudukkannya di hadapan beliau.

Abu Mahdzurah menyangka inilah akhir riwayat hidupnya karena ulahnya itu.

Tapi, Rasulullah ﷺ malah mengusap dada dan ubun-ubun pemuda itu dengan tangan beliau yang mulia.

Abu Mahdzurah mengatakan, “Demi Allah, hatiku terasa dipenuhi keimanan dan keyakinan. Dan aku meyakini bahwa ia adalah utusan Allah.”

(as-Suhaili dalam ar-Raudh al-Unfu Juz: 7 Hal: 239).

Setelah Abu Mahdzurah beriman, Rasulullah ﷺ mengajarinya adzan.

Jadilah ia orang pertama yang mengumandakan adzan setelah Rasulullah meninggalkan Mekah menuju Madinah.

Ia terus menjadi muadzin di Masjid al-Haram hingga akhir hayatnya.

Kemudian dilanjutkan oleh keturan-keturunannya hingga waktu yang lama. Ada yang mengatakan hingga masa Imam asy-Syafi’i.

Diceritakan bahwa Abu Mahdzurah setelah dibelai rambutnya oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, ia tidak pernah mencukur rambutnya seraya berkata :

“Demi Allah saya tidak akan pernah mencukur rambut saya ini sampai akhir hayat”.

Baca Lainnya