Limawaktu.id - Terdapat 150 lebih di Kementerian Agama aliran agama yang bermasalah. Hal ini karena bermasalah dalam memahami agama sehingga paham aqidah pun menjadi bermasalah.
"Ini pentingnya mengaji, agar memahami agama harus menggunakan ilmu. Bukan dipahami dengan nafsu dan pemikiran sendiri," papar KH. Asep Totoh Gozali, M.Ag., MBA., dalam ceramah di Majelis Taklim 5 DKM di Masjid At Taufik, RW 12 Kel. Melong, Cimahi Selatan, Kota Cimahi.
Menurutnya, umat Islam harus melakukan hijrah Itoqodiah, yakni memperbaiki aqidah Islam. Terdapat lima langkah untuk melakukan hijrah itiqodiah, yakni muahadah, muroqobah, muhasabah, muaqobah dan mujahadah.
Muahadah, katanya, mengingat perjanjian dengan Allah sebagai Tuhan dan hamba. Setiap Solat senantiasa ungkapan perjanjian dibacakan.
Lanjutnya, Kedua Muraqobatullah atau merasa diawasi oleh Allah. Muhasabah, berarti introspeksi tentang amal-amal. Agar hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini.
"Sahabat Umar RA mengatakan hisablah diri kita sebelum Allah menghisabmu," tegas Asep.
Lebih lanjut Muaqobah, yakni beri sanksi diri kita jika tidak melanggar komitmen. "Misalnya, tidak mengaji maka sanksi diri kita menambah waktu mengaji, atau hari ini tidak sedekah, maka sanksi diri kita menambah jumlah sedekah," paparnya.
Pada tahap akhir adalah Mujahadah. KH Asep mengatakan mujahadah berarti sungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah dan meningkatkan ketakwaan pada Allah.
"Membutuhkan sikap sungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah kepada Allah," ungkapnya.
Menurut ketua Majelis Masjid Syiar Islam (MTSI) DR. H. Hadianto mengatakan, majelis taklim syiar Islam sudah mencapai 156 pertemuan. Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan sekali di setiap masjid secara bergilir.
"Alhamdulillah, sudah 156 pertemuan dilaksanakan yang bertujuan membina aqidah, menjaga ukuwah dan amal Islamiyah," katanya.