Limawaktu.id – Pengobatan merupakan salah satu bidang pekerjaan atau usaha yang dipandang mulia. Derita lahir dan batin yang dialami dalam berbagai jangka waktu dapat hilang tak berkesan berkat usaha para praktisi pengobatan, baik konvensional maupun alternatif. Kemuliaan ini tentu bertambah jika usaha pengobatan ini dilakukan tanpa mengharapkan pamrih maupun mengejar keuntungan.
Rumah terapi lebah gaib adalah salah satu dari segelintir tempat pengobatan alternatif yang sama sekali tidak mengharapkan keuntungan. Para pasien dari berbagai kalangan dapat datang ke tempat pengobatan yang terletak di Jalan Nanjung, Desa Mencut, Kelurahan lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung ini tanpa harus memikirkan biaya. Siapapun dapat membayar seikhlasnya, sesuai kemampuan masing-masing.
“Untuk berobat ke sini kita tidak menarif. Yang saya cari cuma kebahagiaan saudara saya,” kata praktisi dan pendiri rumah terapi Lebah Gaib Ustadz Muhammad Fiddin saat dijumpai di lokasi, Sabtu (10/04/2021).
Fiddin mengatakan, dirinya selalu menganggap setiap pasien yang datang berobat ke tempatnya bagaikan saudaranya sendiri. Hal ini didasarkan pada salah satu hadits Rasulullah SAW yang menegaskan bahwa seorang muslim yang tidak mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri bukanlah golongan orang yang beriman.
Rumah terapi Lebah Gaib sendiri, dijelaskan Fiddin menawarkan beberapa metode pengobatan alternatif antara lain bekam atau hijamah, totok syaraf, dan mandi uap dengan menggunakan berbagai rempah-rempah khusus yang menurutnya berguna untuk mendeteksi penyakit, berkhasiat menurunkan berat badan, memperbaiki kualitas tidur, dan masih banyak lagi. Pasiennya berdatangan dari berbagai wilayah di Jawa Barat, bahkan ada yang datang dari Jakarta. Popularitasnya ia peroleh dari testimoni-testimoni yang beredar dari mulut ke mulut.
“Yang datang ke sini itu biasanya yang stroke, lambung (maag, red) sama kepala (sakit kepala, red). Kalau kepala, metodenya harus dibekam, diambil darah kotor supaya ada perkembangan,” jelas sang praktisi yang mempelajari ilmu pengobatan sejak lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Diceritakan Fiddin, praktek di Lebah Gaib ini masih tergolong baru. Pembukaan rumah terapi ini dilatarbelakangi oleh semakin banyaknya masyarakat yang tertarik berobat kepadanya dan membuat dirinya kewalahan menerima panggilan-panggilan. Dengan pembebasan tarif ini, Fiddin berharap dirinya dapat menolong semakin banyak orang.
“Mudah-mudahan Allah mengangkat semua penyakitnya, itu saja harapan saya,” harapnya.
Fiddin berpesan untuk tidak berputus asa dalam menghadapi berbagai masalah, salah satunya adalah penyakit. Ia mengingatkan, Allah SWT membenci manusia yang berputus asa karena sama saja dirinya merasa tidak memiliki Sang Pencipta.
“Allah yang menciptakan dia, Allah yang mencukupkannya, kenapa harus putus asa? Setiap orang dikasih cobaan itu adalah ujian dari Allah. Jika ia ingat bahwa ini adalah ujian, maka Allah akan menaikkan derajatnya. Tetapi jika ia berputus asa maka dia meniadakan Tuhannya. Jangan sampai hatinya tertutup,” pesannya.
Testimoni positif mereka yang berobat ke rumah terapi ini memang nyata. Yuliani salah satu pasien Lebah Gaib menceritakan kepada Limawaktu.id kesembuhannya dari sakit kepala hebat yang dideritanya beberapa bulan lalu. Menurut keterangan dokter, di dalam kepalanya terdapat gumpalan besar yang harus segera dioperasi. “Katanya kalau nggak dioperasi hidupnya nggak lama lagi, paling cuma dua bulanan,” ceritanya.
Yuliani mengatakan, dirinya mulai berobat ke Lebah Gaib dua bulan yang lalu. Setelah dua kali menjalani pengobatan, kondisinya pun membaik. Sakit kepala dan gumpalan berangsur-angsur menghilang.
“Saya senang banget, nggak bisa diungkapin sama kata-kata lah. Mudah-mudahan selamanya sembuh,” pungkasnya.