Limawaktu.id – Di Hari Raya Idul Fitri dan beberapa hari setelahnya, menyantap menu khas Lebaran seperti opor ayam, daging sapi, ulen, lontong dan ketupat sudah menjadi salah satu tradisi umat Muslim Indonesia dalam merayakan hari kemenangan.
Setelah sebulan penuh menahan lapar dari waktu Subuh hingga Maghrib, melahap hidangan Lebaran terasa begitu nikmat. Saking nikmatnya, kita kerap kebablasan makan sehingga membuat berat badan rawan naik karena perubahan metabolisme.
dr Ida Gunawan, MS, SpGK (K), Dokter Spesialis Gizi Klinik Konsultan Nutrisi pada Kelainan Metabolisme Gizi dari RS Pondok Indah - Puri Indah mengatakan, dampak dari nafsu makan yang tidak terkontrol adalah naiknya kadar kolesterol dan gula darah.
"Paling tidak habis lebaran bisa naik 1-2 kg," katanya, dilansir dari Kompas.com.
Menurutnya, untuk mencegah berat badan naik setelah Lebaran, sebaiknya kita makan menggunakan piring kecil dan membatasi porsi. Esensi dari Hari Raya Idul Fitri adalah bersilaturahmi dan saling memaafkan, bukan untuk pesta makan.
"Misal ada ketupat, opor ayam, daging rendang, ayam goreng, jika ingin ambil semuanya maka hanya boleh ambil sepotong kecil," kata dr Ida.
Dirinya menyarankan untuk memperbanyak konsumsi sayur, yang dikenal tinggi serat dan mampu mengendalikan kolesterol. Jika yang disajikan adalah sayur lodeh, usahakan untuk mengambil sedikit saja kuah santannya karena mengandung lemak jenuh.
Kemudian, usahakan untuk mengunyah secara perlahan-lahan. Hal itu akan membuat rasa kenyang datang lebih cepat. Beri pula jeda waktu makan yang cukup, misalnya sekitar 30 menit. Saat mengambil menu lain, tetap pastikan mengonsumsinya dalam porsi kecil. Jangan mengonsumsi makanan berkarbohidrat dalam jangka waktu yang berdekatan.
dr Ida juga mengungkap, sebaiknya hentikan makan jika perut sudah kenyang. Setelah makan, minumlah dengan air putih dan hindari minuman yang manis.
"Alihkan pikiran bahwa kita sudah kenyang," pungkasnya.
