Rabu, 17 Februari 2021 10:27

Ridwan Kamil : Tidak Semua yang Radikal Itu Negatif

Penulis : Wawan Gunawan
Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat
Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat [net]

Limawaktu.id,- Gubernur Jawa Barat menganggap tidak semua yang berlabel radikal itu negatif. Konsep Robot menggantikan kerja manusia itu contoh radikal yang tidak negatif. Dan Tidak semua yang berpikir kritis kepada pemerintah itu artinya ia radikal.

“Sekarang Lagi ramai perdebatan tentang radikal dan radikalisme. Tidak semua berlabel radikal itu negatif,” ungkap Emil, Rabu (17/2/2021).

 Dikatakannya, akan menjadi masalah jika dalam konteks bernegara, ada pemikiran atau perbuatan ekstrim yang ingin mengubah ideologi negara. Itu baru radikal yang pasti dilawan oleh sistem ideologi eksisting.

 “Seperti mencoba mengganti ideologi Pancasila yang merupakan kesepakatan sejarah bangsa ini,” katanya.

 Menurut Emil, Radikal kiri mau mengganti Pancasila dengan komunisme. atau radikal kanan ingin mengganti Pancasila dengan khilafah. Karenanya Pancasila harus selalu kita jaga. Mari tetap kritis terhadap semua dimensi hidup ini, penuh dengan argumentasi tanpa harus dibumbui caci maki.

 “Apa yang saya sampaikan ini Sangat boleh tidak setuju,” paparnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan menyampaikan kritik terhadap pemerintah bukan termasuk tindakan radikal selama kritik tersebut disampaikan sesuai koridor hukum dan tidak mengancam terjadinya perpecahan bangsa.

 "Bersikap agak kritis terhadap pemerintah, saya kira mungkin itu tidak (radikal). Sepanjang itu tidak ada hal-hal yang menunjukkan adanya gerakan-gerakan yang bisa mengancam, itu saya kira tidak masuk dalam (radikalisme)," kata Wapres Ma’ruf di Jakarta, dalam wawancara di stasiun televisi swasta, Selasa (16/2/2021) malam.

 Wapres Ma'ruf Amin mengatakan pengertian radikalisme masih luas, sehingga sulit dibedakan antara bersikap kritis dan bertindak radikal. Wapres juga mengakui masih ada anggapan radikal terhadap kelompok atau orang yang menyampaikan kritik kerasnya kepada pemerintah.

 "Saya kira pemahaman radikalisme itu kemudian menjadi confuse (membingungkan) ya. Misalnya, ketika orang bersikap kritis, mengkritik pemerintah, itu kemudian dianggap sebagai suatu tindakan radikal," ujarnya.

 

Baca Lainnya