Limawaktu.id,- Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengatakan, program Sekolah Penggerak merupakan kesempatan bagi sekolah untuk melakukan transformasi intensif dalam jangka waktu tiga tahun. Namun, Mendikbud mengingatkan proses menjadi Sekolah Penggerak bukan hal yang mudah.
"Karena ada intervensi dari kepala sekolah, guru, dan orang tua. Proses kurikulum juga ada perubahan, proses pembelajaran berubah, dan pendampingan guru juga berubah," terang Mendikbud,Sabtu (13/2/2021).
Dia menjelaskan, hanya sekolah yang benar-benar siap dan memiliki kemauan kuat untuk melakukan lompatan yang diharapkan mendaftar dalam program ini. "Kalau mau kerja keras untuk menjadi inspirasi perubahan di dalam daerah masing-masing, mari ikut bergabung. Ini tugas yang berat, tapi kalau berhasil, dampak terhadap murid dan sekolah akan luar biasa,"katanya.
Dikatakannya, Untuk angkatan pertama, Sekolah Penggerak hanya akan dibuka untuk 2.500 sekolah. Kendati demikian, Mendikbud menargetkan 10 tahun ke depan seluruh sekolah di Indonesia akan menjadi Sekolah Penggerak. Oleh karena itu, dia mempersilakan bagi sekolah-sekolah yang sudah siap agar mendaftar melalui laman Kemendikbud, sebelum ditutup pada 6 Maret 2021 mendatang.
"Kita ingin sekolah bertransformasi, namun tetap ada seleksinya. Kepala sekolah jangan malu-malu, terutama yang sudah melakukan inovasi," sambung Direktur Jenderal Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril.