Senin, 22 April 2019 19:07

Seratus Lebih SMP di KBB Masih Gelar UN Manual

Penulis : Fery Bangkit 
Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna saat meninjau UNBK di SMPN 3 Lembang, Senin (22/4/2019).
Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna saat meninjau UNBK di SMPN 3 Lembang, Senin (22/4/2019). [ferybangkit]

Limawaktu.id - Pada Senin (22/4/2019) ini, ujian Nasional (UN) jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) digelar serentak. Di Kabupaten Bandung Barat (KBB), tercatat baru 52 sekolah yang menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Sedangkan 127 sekolah SMP sederajat lainnya, masih menggelar ujian dengan sistem manual atau Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNBKP).

"Baru 52 sekolah atau 29 persen SMP dan sederajat di Bandung Barat yang sudah menggelar UNBK," kata Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna usai meninjau UNBK di SMPN 3 Lembang, Senin (22/4/2019).

Aa Umbara mengakui, pelaksanaan UNBK di KBB itu terhambat oleh minimnya fasilitas komputer. Sebab jika mengacu pada jumlah peserta UN yang mencapai sekitar 20 ribu siswa, itu berarti masih butuh lebih dari 10 ribu komputer tambahan agar semua siswa bisa mengikuti ujian berbasis komputer. Menurut dia, pihaknya akan mengusahakan anggaran agar sarana komputer di setiap sekolah bisa ditambah, walaupun dengan cara dicicil.

"Dicicil saja, tambah seribu atau dua ribu komputer per tahun. Mudah-mudahan peserta UNBK tahun depan bisa lebih banyak. Karena target kita, semua sekolah bisa melaksanakan UNBK dalam 5 tahun ke depan," ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bandung Barat, Imam Santoso mengakui, fasilitas komputer tidak sebanding dengan jumlah siswa yang mengikuti ujian menjadi kendala sehingga tidak semua sekolah bisa melaksanakan UNBK.

"Masih ada sekolah yang gelar ujian dengan menggunakan kertas dan pensil. UNKP tidak hanya sekolah swasta, tapi ada pula sekolah negeri," ujar Imam.

Di tahun ini, dia menambahkan, Disdik KBB akan mengalokasikan anggaran sekitar Rp 8 miliar, salah satunya digunakan untuk pengadaan laboratorium komputer. "Sekarang baru ada 8 ribu sekian (komputer), itu di SMP negeri maupun swasta," tambah Imam.  

Baca Lainnya