Selasa, 21 November 2017 22:13

Maksud Hati Mengais Rejeki di Acara Olahraga, Namun Apa Daya yang Untung Panitia

Penulis : Muhammad Ankawijaya
Para pedagang mencoba mengais rejeki pada acara Cimahi Open 1.
Para pedagang mencoba mengais rejeki pada acara Cimahi Open 1. [limawaktu]

Limawaktu.id, - Turnamen Taekwondo ‘cimahi open 1’ yang berlangsung selama tiga hari, Jum'at-Minggu, 17-19 Nopember 2017, telah selesai diselenggarakan. Kini GOR Sangkuriang pun sudah kembali sepi, tidak ada lagi sesak pengunjung dan atlet di stadion.

Namun keramaian bukan hanya terjadi saat pertandingan di dalam GOR saja. Di halaman depan GOR pun ada keramaian lain terjadi, yaitu aksi para pedagang melayani para pengunjung yang ingin berbelanja di bawah perlindungan tenda yang telah disediakan panitia.

Ada lebih dari 20 pedagang yang berkumpul di sana. Mulai dari pedagang aksesories hingga pedagang sosis bakar turut mengisi tenda. Ada yang selalu sibuk melayani pembeli, ada juga yang hanya sesekali saja. Sebagian lainnya menjerit karena belum meraih laba, sedangkan biaya sewa tempat mahal.

Menurut Kumbang (nama samaran) saat ditemui Minggu (21/11/2017), biaya yang harus dibayar pedagang untuk menempati satu petak tempat di tenda yang sudah disediakan panitia tidaklah kecil. Mereka setidaknya harus mengeluarkan biaya sebesar 300 ribu rupiah per hari. Jika acara berlangsung selama tiga hari, total biaya sewa yang mereka keluarkan adalah 900 ribu rupiah.

“Berat mas biaya sewanya. Padahal dulu kalau ada acara seperti ini cuma bayar biaya kebersihan saja,” ucap Kumbang.

Meski begitu, Kumbang tak bisa berbuat apa-apa, sebab komitmen yang disepakati di awal harus dipatuhi. Dan jika tidak mematuhi komitmen, para pedagang tak bisa berjualan. Jika tak jualan, maka para pedagang tak punya kesempatan mendapat penghasilan.

Meski begitu, Kumbang pun mengakui jika biaya sewa 300 ribu rupiah di acara ini masih terbilang biasa. Menurutnya, di acara yang relatif mirip, yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), biaya sewa tempat bisa mencapai 900 ribu rupiah.

Ditanya soal keuntungan yang diraih, Kumbang hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya.

“Kalo dagang, kadang untung besar kadang rugi, mas. Yang jelas, kami jadi semacam berdagang untuk keuntungan panitia, karena penghasilan lebih banyak buat mereka,” pungkas Kumbang. (anka)*

Baca Lainnya