Bandung, Limawaktu.id - warga berharap program bantuan rumah tidak layak huni (Rutilahu) tetap dilanjutkan. Apalagi program yang disalurkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini dirasakan warga tepat sasaran, terutama bagi masyarakat penghasilan rendah yang membutuhkan perbaikan fisik rumah.
Pipit Supriatna (63), salah seorang warga Gang Ciroyom 4 RT 05 RW 08 Kelurahan Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Pada 2022 kemarin, rumah tinggalnya bersama tiga anggota keluarganya itu mendapatkan bantuan rutilahu.
Sebelumnya, rumah Pipit bersama anak dan istrinya itu hanya beralaskan tanah dengan dinding setengah tembok. "Alhamdulillah, ayeuna tos sadayana (sekarang sudah semuanya) tembok," kata Pipit saat ditemui di rumahnya, Sabtu (10/6).
Dia mengakui, sebagai buruh serabutan, penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. "Eta ge (itu juga) benar-benar ngepas," katanya.
Dengan begitu, dia sangat mengapresiasi program rutilahu karena sangat bermanfaat bagi masyarakat sepertinya. Pipit pun berharap akan semakin banyak warga berpenghasilan rendah yang turut merasakan program yang diluncurkan Pemprov Jabar tersebut.
"Pami teu dibantos (kalau tidak dibantu program rutilahu), abdi moal tiasa gaduh bumi kieu (saya tidak bisa memiliki rumah seperti sekarang ini. Ayeuna mah Alhamdulillah, abdi sareng keluarga di dieu rumaos nyaman, aman. (Sekarang Alhamdulillah, saya dan keluarga tinggal di sini merasa nyaman, aman)," katanya.
Hal serupa dirasakan Siti Rospita, 33, warga Cijerokaso RT 06 RW 10 Kelurahan Sarijadi, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Sebelumnya, dia harus tinggal di rumah tidak layak huni selama lebih dari 25 tahun.
Kondisi perekonomian keluarganya belum memungkinkan baginya untuk tinggal di rumah layak huni. Sebagai ibu rumah tangga, Siti belum bisa membantu suaminya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh di warung penjual air mineral.
Beruntung, pada 2022 kemarin rumah yang diperoleh dari warisan orangtuanya itu mendapatkan giliran untuk dirombak melalui program rutilahu yang dilakukan Pemprov Jabar. "Alhamdulillah sekarang kami bisa tinggal di rumah yang nyaman," ujarnya.
Sekarang, Siti mengaku lebih tenang ketika hujan turun meski dengan intensitas yang besar. Hal ini berbeda saat rumahnya belum dirombak karena hampir selalu mengalami kebocoran.
"Ya terus terang Pak, saya sangat terbantu oleh program rutilahu ini," katanya. Terlebih, jika melihat harga-harga saat ini yang selalu naik, menurutnya semakin berat bagi orang-orang sepertinya untuk memiliki rumah layak huni.
"Saya merasa sangat dibantu, karena pembangunan rumah ini sangat bermanfaat untuk kami," katanya. Oleh karena itu, dia berharap semakin banyak warga yang mendapatkan bantuan program rutilahu.
"Semoga program rutilahu ini terus ada. Ke depan Pemprov Jabar bisa lebih banyak lagi dalam membantu masyarakat. Program-program pembangunannya bisa lebih terasa lagi oleh masyarakat. dan semoga akan semakin banyak masyarakat yang merasakan program rutilahu ini, karena sangat terasa manfaatnya," kata dia.
Pada 2023 ini, Pemprov Jabar kembali menyiapkan program rutilahu. Sebanyak Rp200 miliar disiapkan untuk memperbaiki 10 ribu unit rumah tidak layak huni di 27 kabupaten/kota.