Limawaktu.id, Kota Bandung - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Uum Sumiati mengungkapkan, Peringatan Hari Ibu tidak sekadar menyambut momen kalender, tetapi juga sebuah apresiasi atas peran besar kaum perempuan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, yang ditandai oleh Kongres Perempuan pada 19-25 Desember 1928.
Adapun Kongres ketiga di Bandung tahun 1938 menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu, menjadi pijakan sejarah untuk memperingati dan mengapresiasi kontribusi perempuan.
"Puncak peringatan di Kota Bandung berlangsung lebih awal, dilaksanakan pada 18 Desember 2023 di Taman Dewi Sartika dengan tema utama "Perempuan Berdaya Indonesia Maju" dan sub tema "Perempuan Berdaya, Perempuan Berkarya" menjadi penyemangat bagi keberagaman peran perempuan dalam pembangunan nasional," tutur Uum Sumiati, dalam keterangan tertulisnya, Jum’at (22/12/2023).
Menurutnya, dalam rangka memperingati Hari Ibu, DP3A Kota Bandung juga berkolaborasi dengan sejumlah organisasi, termasuk dengan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Melalui kegiatan lomba dan penghargaan, PKK memberikan bentuk pengakuan kepada ibu-ibu yang berdedikasi dalam memajukan pembangunan di lingkungan keluarga.
"Setengah penduduk Kota Bandung adalah perempuan, dan hampir 20 persennya adalah perempuan kepala rumah tangga. Kiprah perempuan tersebut pastinya ada yg di bidang politik, ekonomi, sosial dan yang lainnya bahkan melaksanakan peran ganda, melaksanakan pekerjaan rumah tangga di rumah, sehingga peran berat ini harus tetap mampu dilakukan oleh perempuan agar kualitas keluarga tetap baik," paparnya.
Untuk itu, sambung Uum, DP3A juga menggelar Gebyar ekonomi berupa program pelatihan yang didukung oleh Baznaz Kota Bandung dari sisi permodalannya.
"Pelatihan ini memberikan bekal perempuan untuk bersaing di dunia usaha dan meningkatkan ekonomi keluarga," tuturnya
Tidak hanya itu, peringatan Hari Ibu juga menggandeng Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menggelar pasar murah. Kegiatan ini memberikan dukungan ekonomi kepada perempuan penyintas kekerasan dan perempuan yang menjadi kepala keluarga.
"Kami menyelenggarakan pelatihan mulai dari membuat produk hingga memasarkan, termasuk pelatihan menjahit dan pastry, untuk memperkuat dan memberdayakan mereka," ungkapnya.
Uum juga mengajak seluruh perempuan di Kota Bandung untuk terus meningkatkan kapasitas diri di lingkungan keluarga dan masyarakat.
"Dengan semangat 'Perempuan Berdaya, Perempuan Berkarya', diharapkan perempuan mampu memberikan kontribusi positif dalam pembangunan Kota Bandung," tutur Uum.