Cimahi - Pandemi COVID-19 hingga kini masih mewabah di seluruh nusantara. Termasuk di Kota Cimahi, yang kasusnya malah terus bertambah dan sulit dikendalikan.
Berangkat dari kondisi tersebut, tiga praktisi seni dan budaya yakni Usep Robiayan Taufik, Yadi Suryadi dan Rumdan Permana mengadakan prosesi 'Ngaruat' atau ritual tolak bala pada Senin (7/12/2020).
Bertempat di Taman Pemkot Cimahi, Jalan Rd. Hardjakusumah, mereka berharap dengan prosesi 'Ngaruat' ini wabah virus korona segera selesai, dan kehidupan bisa kembali normal lagi.
"Tidak ada unsur apa-apa, hanya sekedar mendoakan, mudah-mudahan dengan wabah yang menimpa segera selesai," ujar Usep Robiyan Taufik.
Untuk proses 'Ngaruat' itu, ketiga praktisi seni dan budaya Kota Cimahi itu berbagi peran. Ada yang bermain alat musik kacapi, suling serta ada yang 'ngarajah' atau berdoa.
Selain bermain instrumen, ritual tersebut juga ada berbagai sesajen, dari mulai pohon hanjuang, bunga, kelapa, telor, pisang, kendi hingga karukuyang.
"Ada maknanya juga kan, misalnya hanjuang itu kan berjuang. Terus bunga, harus saling mengharumkan," tutur Usep.
Untuk pemilihan tempat, Usep dan rekannya sengaja memilih tempat di area Pemkot Cimahi. Pasalnya, tempat tersebut adalah Kampung Jati, Cihanjuang yang melambangkan asal.
"Jati itu kan asal-muasal, makannya kami melaksanan ritualnya di sini," kata Usep.
Yadi Suryadi, praktisi seni dan budaya lainnya menambahkan, sesaji yang dihadirkan dalam Ngaruat kali ini melambangkan merupakan pilosofi kehidupan sehari-hari.
"Intinya, mudah-mudahan wabah ini cepat selesai. Kita juga sebagai manusia harus tanggung jawab dan jangan lupa selalu bersyukur," sebutnya.