Cimahi - Kasus virus korona atau Covid-19 di Kota Cimahi disebut lebih mengkhawatirkan dibandingkan pada awal pandemi. Bahkan disebut Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna menyebutkan kondisi saat seperti gelombang 2 pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cimahi, jumlah warga Kota Cimahi mencapai 240 orang. Rinciannya, 6 orang dinyatakan meninggal dunia, 180 orang sembuh dan 54 masih positif terpapar virus korona. Jumlah tersebut cenderung meningkat karena data positif aktif sempat tersisa 11 orang.
"Untuk kenaikan lebih tinggi sekarang, lebih mengkhawatirkan. Ini seperti gelombang dua," kata Ajay.
Dikatakan Ajay, tren peningkatan kasus virus korona hampir terjadi di semua daerah. Menurutnya, salah satu penyebab meningkatnya kasus tersebut akhir-akhir ini dikarenakan aktivitas masyarakat yang seolah merasa pandemi ini sudah berakhir.
Seperti banyaknya masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar daerah, tapi sepulangnya malah terpapar virus korona. Kondisi tersebut terjadi di Kota Cimahi. Teranyar, ada seorang warga Kota Cimahi yang terpapar virus korona usai pulang dari Surabaya.
Untuk itu, Ajay mendukung penerapan Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK) seperti yang diintruksikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Tapi, kata dia, penerapannya harus dilaksanakan secara bersamaan semua wilayah di Bandung Raya karena berbatasan langsung.
"Harus ada persamaan presepsi bagaimana melihat dan menjalankan PSBMK ini," ucap Ajay.
Bahkan, Ajay sendiri sepakat apabila warga dari zona merah penyebaran Covid-19 seperti dari DKI Jakarta dilarang masuk ke wilayah Bandung Raya. Apalagi Jakarta akan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total dalam waktu dekat.
Dikatakannya, larangan masuk warga dari zona merah nantinya akan diusulkan dalam rapat koordinasi bersama wilayah lain di Bandung Raya, seperti Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi.
"Betul (akan diusulkan). Kan kalau Bogor sudah (PSBB), ini khususnya Bandung Raya saja," sebut Ajay.
