Cimahi (Limawaktu.id), - Sambut Motor GP Mandalika, NTB, Gubernur Jawa Barat memberi penghargaan kepada legenda pembalap asal Jawa Barat, Tjetjep E. Heriana alias Tjetjep Oyong alias (83). Mendapat apresiasi tersebut, disambut rasa suka pembalap memulai karier sebagai pembalap tahun 1954 ini.
Ditemui di Panti Werda Karitas, di kawasan Cibeber, Kota Cimahi, Tjetjep E. Heriana merasa gembira mendapatkan tiket nonton dan akomodasi ke Moto GP Mandalika. Dia mengaku sampai usia lanjut, tetap mengikuti perkembangan otomotif di Indonesia dan dunia
"Saya itu hobi, jadi sampai saat ini juga terus ikuti perkembangan otomotif, saya lihat di TV dan internet, " kata Tjetjep.
Awal karier Tjetjep dilakukan secara otodidak, dimulai dari belajar teknik otomotif, hingga ke Italia. Kesukaan terhadap otomotif ini membuat dia merakit dengan modal sendiri.
Belajar mekanik di Italia , dulu mesin motor eropa. Belajar jadi montir hingga mulai ikut balapan tahun 1954. "Dulu balapan di lapangan terbang, " kenang pria kelahiran 26 Maret 1939 ini.
Tjetjep mulai profesional, hingga balapan di luar negeri, membawa bendera Indonesia. Hingga akhirnya dia mengalami kecelakaan fatal di tahun 1974.
"Saya mengalami kecelakaan, tulang saya patah di beberapa bagian tubuh. Sampai sekarang saya seperti ini, " katanya.
Ditanya soal perkembangan Mandalika, Tjetjep mengaku bangga Indonesia. Apalagi dirinya mengaku perkembangannya semakin canggih. Setiap tim motor, ada spesialisasi mesin sampai ban ada yang menanganinya.
"Kalau dulu saya rakit sendiri, cari onderdil sendiri di tukang loak. Tinggal telepon sudah bisa didapatkan, " tuturnya.
Mandalika, kata Tjetjep, punya kelas internasional. Dirinya melihat seperti kota Macau, yang sempat dirinya balap disana, ada gunung dan laut. "Mandilka bagus, ini salah satu yang terbagus, dan antik, ada gunung dan laut, hampir sama dengan macau, " kenangnya.
Tjetjep berterima kasih atas penghargaan pemberian tiket hingga bisa menyaksikan moto GP di Mandalika. "Ini hadiah ulang tahun saya, Terima kasih pak Gubernur, " pungkasnya.
