Limawaktu.id, Jakarta - Ketidakpastian perekonomian global dengan beragam risikonya masih sangat tinggi. Dampak terhadap perekonomian Indonesia dan APBN perlu terus diantisipasi — mulai suku bunga global tinggi, tensi geopolitik, hingga risiko global seperti digitalisasi, perubahan iklim, serta populasi yang menua.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, APBN 2024 juga sangat dipengaruhi oleh beragam faktor lain; volatilitas harga komoditas hingga kebijakan-kebijakan untuk mendukung agenda pembangunan. Kebijakan fiskal yang diterapkan harus mampu merespon dinamika perekonomian, menjawab tantangan, serta menjaga laju pembangunan.
Hal itu dia sampaikan saat Rapat dengan Komisi XI DPR RI, terkait perkembangan perekonomian terkini dan realisasi APBN 2024 triwulan pertama per 15 Maret 2024 — beberapa pos belanja sampai dengan Februari.
Menurutnya, Kinerja APBN sampai dengan 15 Maret 2024 masih menunjukkan kinerja yang prima. APBN surplus Rp22,8 Triliun (0,10% PDB) dan memiliki keseimbangan primer positif.
“Selain itu, APBN 2024 terus dioptimalkan sebagai shock absorber untuk melindungi daya beli masyarakat ditengah dinamika global.
“Tadi saya juga mendengarkan pendapat dari seluruh fraksi di Komisi XI DPR RI dan menyampaikan tanggapan atas berbagai pertanyaan Pimpinan dan Anggota Komisi XI DPR RI,” katanya.
Dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Komisi XI DPR RI yang telah dan terus bersama-sama menjaga APBN.
“APBN adalah instrumen kita bersama dalam menjalankan tujuan bernegara,” jelasnya.