Limawaktu.id, Kota Cimahi – Sedikitnya ada 19 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) disekitar Jalan Entjep Kartawirya dan sekitarnya sehingga membuat persaingan menjadi sangat ketat. Namun hal itu tak menjadi persoalan bagi SMK Pasundan 1 Cimahi
“Persaingan SMK di jalur jalan HMS.Mintaredja ini sangat ketat sedangkan jumlah lulusan SMP terbatas. Ada 19 SMK di Cimahi Utara ini yang bersaing untuk meraih kepercayaan masyarakat. Untuk itu SMK Pasundan 1 Cimahi melaksanakan Promosi sepanjang tahun,” ungkap Kepala SMK Pasundan 1 Cimahi, Sri Mulyani, Kamis, 19 Juni 2025.
Menurut Sri, dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dilaksanakan dari pukul 07.00 sampai dengan 14.00 para siswa diberikan pendidikan yang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan pasar kerja.
“Ada beberapa fasilitas belajar serta tempat praktek dan kegiatan ekstra penunjang seperti English Club, Japanese Club dan lainnya yang memungkinkan siswa memiliki kompetensi untuk langsung masuk di dunia kerja,” katanya.
Dia menjelaskan, disamping pembelajaran yang baik.pihak sekolah juga membuka kerjasama dengan berbagai pihak baik instansi pemerintah maupun swasta seperti Ramayana, Pegadaian dan yang lainnya. Biasanya yang waktu sekolah ikut praktek pas lulus langsung direkrut bekerja bahkan ada yang ijazah belum diterima sudah bekerja.
Sementara, Ketua Panitia Penerimaan Siswa Baru Iyus Darojat menyebutkan, karena persaingan yang ketat inisiatif kepala sekolah promosinya dilakukan dengan menjangkau 4 kabupaten/kota, yaitu Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung.
Lebih lanjut Iyus, menambahkan bahwa praktek di sekolahnya tersedia dengan baik. Pihak sekolah memiliki Pas Mart, Bank Mini bahkan ada Kelas Industri. Kini sedang dijajaki untuk mendirikan jurusan baru Teknik Pendingin hanya masih terkendala perijinan.
“Untuk kelas 12 SMK Pasundan 1 Cimahi lebih konsentrasi magang di perusahaan ,Badan usaha atau di tempat wisata. Di SMK pasundan 1 Cimahi ada ikatan Alumni.Karena tahu kualitas lulusan , banyak alumni yang memilki perusahaan atau yang sudah punya jabatan meminta tenaga kerja ke sekolah asal sebab siswa kami kelas 3 sudah terbiasa bekerja paling hanya 30 persen yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Saya optimistis aka nada peningkatan jumlah siswa pada tahun ajaran baru tahun ini,” pungkas Iyus Darojat.
