Kamis, 20 Juli 2023 11:58

Serikat Buruh Internasional Minta Indonesia Berperan Aktif Hentikan Tekanan kepada Buruh di Myanmar

Penulis : Bubun Munawar
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menerima delegasi perwakilan Serikat Buruh dari beberapa negara dipimpin Bapak Andi Gani Nena Wea, Presiden ASEAN Trade Union Council (ATUC).
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menerima delegasi perwakilan Serikat Buruh dari beberapa negara dipimpin Andi Gani Nena Wea, Presiden ASEAN Trade Union Council (ATUC). [Instagram]

Limawaktu.id, Jakarta - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menerima delegasi perwakilan Serikat Buruh dari beberapa negara dipimpin Bapak Andi Gani Nena Wea, Presiden ASEAN Trade Union Council (ATUC).

Delegasi terdiri dari Monina Wong, ITUC Belgia, Patuan Samosir, ITUC-Asia Pacific, Yoshiko Norimatsu, JTUC RENGO Japan, Apolinar Tolentino, BWI Internasional Malaysia, dan Khaing Zar Aung, CTUM Myanmar, Jerman.

Perwakilan serikat buruh dari Belgia, Malaysia dan Jepang menyampaikan keprihatinan atas kondisi demokrasi dan berbagai tekanan yang dialami oleh para anggota serikat buruh di Myanmar oleh pemerintah Junta militer Myanmar.

“ASpirasi ini menjadi masukan kepada Pemerintah RI sebagai pemegang keketuaan ASEAN saat ini. Perwakilan serikat buruh mengharapkan peran aktif Indonesia sebagai pemegang keketuaan ASEAN dalam mendorong perbaikan kondisi di Myanmar,” ungkap Mahfud di akun instagramnya, Kamis (20/7/2023).

Menurutnya, peranan buruh dalam mendukung kehidupan demokrasi termasuk di Indonesia. Kaum buruh dimanapun perlu bekerjasama dengan berbagai pihak dan tidak lagi bisa ditekan termasuk di Myanmar. Pemerintah RI selama ini untuk masalah sosial yang terkait perburuhan tidak akan meninggalkan kaum buruh, dan akan selalu melakukan dialog dengan kaum buruh.

“Sebagai ketua ASEAN Political and Security Council (APSC) dari Indonesia menerima dan mendukung masukan dari perwakilan serikat buruh ASEAN ini,” katanya.

Sementara itu, Presiden ATUC Andi Gani Nena Wea mengaku prihatin atas kondisi yang terjadi di Myanmar. Menurutnya krisis kemanusiaan, pelanggaran Hak Asasi Manusia, serta situasi serikat buruh di Myanmar sangat buruk.

“Sangat memprihatinkan melihat banyak masyarakat di Myanmar mengalami represi yang luar biasa oleh rezim junta militer di sana," katanya.

Andi mengatakan, hingga saat ini, terdapat lebih dari 1,6 juta orang harus mengungsi, lebih dari 23.000 orang telah ditangkap, dan setidaknya 3.700 orang telah terbunuh sejak kudeta di Myanmar. Hal ini termasuk 400 anggota serikat yang ditahan atau ditangkap, dan 53 anggota serikat yang terbunuh

 

Baca Lainnya