Rabu, 12 Februari 2020 10:30

Rumahnya Tertimbun Tanah, Uang Nikahan Anak juga Sempat Hilang

Personel (BPBD) KBB dibantu personel kepolisian mencoba menyisir Rumah yang tertimbun longsor
Personel (BPBD) KBB dibantu personel kepolisian mencoba menyisir Rumah yang tertimbun longsor [Fery Bangkit]

Limawaktu.id - Ajang (50), warga RT 03/04, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) harus merelakan rumah sederhana miliknya tertimbun tanah longsor pada Selasa (11/2/2020) malam.

Ia dan istri serta anak bungsunya bisa menyelamatkan diri dari bencana alam tersebut. Namun, rumah yang baru ditinggalinya sejak setahun terakhir itu hancur.

Berdasarkan pantauan pada Rabu (12/2/2020) pagi, Jajang dibantu personel Badan Penangguulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, dibantu personel kepolisian mencoba menyisir barang-barang yang masih bisa diselamatkan.

Pria yang berprofesi sebagai ojek konvensional itu menuturkan, sebelum kejadian ia sedang menonton televisi. Namun tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari belakang rumahnya.

Ajang (50) pemilik rumah yang tertimbun longsor saat ditemui.

"Pas saya cek keluar, tanah udah jalan dari atas. Terus saya, istri sama anak bungsu langsung lari. Kalau anak pertama saya lagi kerja," tutur Jajang saat ditemui di lokasi.

Sebab panik, ia sama sekali tak membawa apapun dari rumah berukuran 4x6 meter itu. Kecuali sepasang pakaian yang dikenakannya. "Kalau motor enggak disimpen di rumah, cuma surat-surat sama uang tertimbun. Tapi udah dicari barusan allhamdulilah selamat.

Ia menuturkan, uang Rp 10 juta yang sempat tertimbun dalam bekas kaleng makanan itu akan digunakan untuk menikahkan anak pertamanya. "Saya lagi ngumpul-ngumpul uang, ada sekitar Rp 10 juta buat nikahin anak," ucap Jajang.

Ia melanjutkan, rumah yang berada di area pesawahan itu baru dibangunnya setahun lalu dengan modal Rp 20 juta, setelah sebelumnya membeli tanah seluas 4 tumbak dengan harga Rp 5 juta per meter.

Sebab rumahnya hancur, untuk sementara ini Jajang dan keluarganya terpaksa mengungsi sementara di rumah kerabatnya. Ia berharap bantuan segera datang. Sebab, jika hanya mengandalkan penghasilannya sebagai tukang ojek, rasanya butuh waktu lama untuk membangun kembali rumah.

"Saya penghasilan cuma Rp 80 ribu sehari. Mudah-mudahan ada bantuan dari pemerintah sama Jasa Marga. Soalnya saya udah enggak punya apa-apa lagi," pungkasnya.

Berdasarkan data sementara BPBD KBB, dampak dari longsoran itu setidaknya ada 10 rumah yang mengalami rusak berat dan 80 rumah terancam jika ada longsor susulan. 

 

Baca Lainnya