Limawaktu.id - Pemkab Bandung Barat menyebutkan, sebanyak 2.638 ruang kelas dari total 716 bangunan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dalam kondisi rusak. Rinciannya, 811 rusak berat dan 679 rusak ringan.
Anehnya, Pemkab Bandung Barat mengakui tidak mampu merenovasi ratusan bangunan sekolah tersebut jika hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) KBB.
"Kalau untuk renovasi sekolah kesuluruhan gak mungkin, gak kuat kita," kata Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna saat ditemui di Ngamprah, Rabu (29/1/2020).
Untuk merenovasi sekolah yang rusak itu, Pemkab Bandung Barat harus menggandeng sejumlah perusahaan menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Jadi terobosannya ya ngambil CSR, disamping dari bantuan provinsi dan Dana Alokasi Khusus (DAK)," ujarnya. Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu CSR dari perusahaan lain setelah renovasi SDN Ciampel dan SDN Cimerang dengan menggunakan dana dari CSR sebab masih banyak bangunan sekolah yang harus direnovasi.
"SD di kita ada sekitar 700, masih banyak yang harus direnovasi. Ini kepedulian, tapi kita minta dan ajukan (CSR) sudah ada beberapa yang direnovasi," terang Aa Umbara.
Menurutnya, untuk melakukan perbaikan satu ruang kelas yang rusak membutuhkan dana sekitar Rp 100 juta lebih, sebab dengan dana sebesar itu bangunan sekolah bisa diperbaiki secara maksimal.
Untuk kedepan, pihaknya berharap ada kepedulian dari perusahaan lokal maupun perusahaan nasional yang bisa berbagi untuk melakukan perbaikan bangunan sekolah rusak yang ada di KBB.
"Ini kan untuk kepentingan umum, kepentingan anak-anak sekolah. Mudah-mudahan tambah banyak lagi perusahaan yang mau membantu," tandas Aa Umbara
