Limawaktu.id,- Anggaran yang dialokasikan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Cimahi kepada Asosiasi Kota (Askot) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kota Cimahi dinilai sangat minim, sehingga akan berdampak pada terhambatnya kompetisi yang harus dilakukan, sebagai implementasi dari hasil Kongres Askot PSSI Kota Cimahi pada tahun ini.
Ketua Askot PSSI Kota Cimahi Yus Rusnaya menyebutkan, pihaknya hanya mendapatkan anggaran dari KONI Kota Cimahi sebesar Rp50 juta untuk membiayai keseluruhan kegiatan maupun program yang harus dilaksanakan selama satu tahun ini.
“Dengan hanya diberi anggaran Rp50 juta, sepertinya keberadaan PSSI Kota Cimahi ini harus mati suri,” ungkapnya, disela pelaksanaan Kongres Askot PSSI Kota Cimahi, di aula Gedung A Pemkot Cimahi, Sabtu (23/7/2022).
Menurut dia, dalam tahun ini Askot PSSI Kota Cimahi harus menggelar kompetisi sepakbola usia 13 dan 15 tahun, sebagai bagian dari pembinaan sepakbola di Kota Cimahi. Dengan kondisi anggaran sebesar itu dinilainya tidak akan cukup, karena untuk menggelar kompetisi satu kelompok umur saja bisa menelan anggaran sekitar Rp70 juta, belum lagi untuk pengeluaran sewa lapangan yang cukup mahal.
“Kompetisi satu kelompok umur saja bisa menelan anggaran Rp70 juta belum lagi biaya untuk sewa lapanga, karena mayoritas lapangan yang ada di Cimahi bukan milik Pemkot,” jelasnya.
Kondisi tersebut sudah disampaikannya baik kepada KONI maupun Pemkot Cimahi melalui Disbudparpora.
Dia berharap untuk mendapatkan solusi tersebut, Stadion Sangkuriang yang merupakan milik Pemkot Cimahi untuk segera dilakukan perbaikan, sehingga bisa digunakan untuk menggelar kompetisi agar bisa menekan anggaran yang harus dikeluarkan dalam menggelar kompetisi.
Yus menjelaskan, dalam kongres kali ini dilakukan pembahasan program kerja, evaluasi serta rencana yang akan dilakukan oleh PSSI yang terdiri dari 40 anggota klub sepakbola.
“Ditengah keterbatasan yang ada Alhamdulillah kami bisa menggelar kongres Askot PSSI Kota Cimahi,” pungkasnya.
