Rabu, 2 September 2020 20:05

Proyek KCIC Bikin Warga Desa Puteran Gatal-gatal dan Cemari Air Bersih

Penulis : Fery Bangkit 
Linda, warga Kampung Sukamanah saat memperlihatkan  air yang tercemar proyek KCIC.
Linda, warga Kampung Sukamanah saat memperlihatkan air yang tercemar proyek KCIC. [Foto Istimewa]

Bandung Barat - Warga Kampung Batupande, RT 02/10, Desa Puteran, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengeluhkan keberadaan pembangunan
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Sebab proyek tersebut dinilai tak memikirkan nasib warga sekitar.

Padahal, proyek milik PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) tersebut sangat berdampak negatif terhadap warga. Debu dari aktivitas hilir mudik truk pengangkut material beterbangan ke area pemukiman sehingga menyebabkan warga merasakan gatal-gatal.

"Iya terdampak polusi debu, warga di sini banyak yang mengeluhkan gatal-gatal. Karena kan menempel di kulit. Rata-rata ibu-ibu sama anak-anak," ungkap Ida (40) saat ditemui, Rabu (2/9/2020).

Hingga kini, Ida sama sekali belum mendapat Kompensasi Dampak Negatif (KDN) padahal sangat terganggu akibat polusi debu tersebut, atau sekedar upaya dari KCIC untuk mengurangi dampak polusi tersebut.

"Kalau kompensasi enggak dapat, tapi katanya sudah ada yang dipilih jadi perwakilan dan cuma orang itu yang menerima kompensasinya," tuturnya.

Tak hanya debu saja, warga di kampung sebelah tepatnya Kampung Sukamanah, juga merasakan dampak negatif dari pembangunan KCJB. Linda, warga Kampung Sukamanah, juga merasakan gatal-gatal lantaran air yang biasanya dipakai untuk mandi tercemar limbah semen.

"Beberapa hari lalu memang air yang biasa dipakai mandi dan mencuci itu tercemar limbah semen dari kereta cepat, jadi keruh. Kalau ke kita yang menggunakan memang jadi gatal-gatal juga," ucapnya.

Kepala Desa Puteran Yandi Hadiyana membenarkan jika warganya menjadi korban dampak negatif pembangunan kereta cepat dari pencemaran aliran air dan debu dari lokasi proyek.

"Iya ada, kalau yang aliran airnya tercemar itu ada di sekitar 3 RW, lebih dari 100 warga. Jadi memang semua yang terdampak mengeluhkan gatal-gatal. Kalau sesak nafas sih kita belum dapat laporan," katanya.

Baca Lainnya