Limawaktu.id,- Ditengah keterbatasan yang mereka miliki, tak membuat para siswa SLB Al Fithri Cimaung Kabupaten Bandung menyerah. Meski memiliki keterbatasan secara fisik namun semangat mereka untuk hidup mandiri tak perlu diragukan. Faktanya, disekolah tempat mereka belajar enam siswa siswi SLB Al Fithri ini mencoba untuk belajar bagaimana cara membuat Dimsum.
Dimsum adalah istilah dari bahasa Kanton yang berarti "makanan kecil". Biasanya dimsum dimakan sebagai sarapan atau sarapan siang yang berasal dari Hongkong. Membuat Dimsum merupakan salah satu Keterampilan vokasional yang dipilih SLB Al Fithri untuk mendidik para siswa belajar mandiri kelak setelah lulus dari sekolah.
“Anak-anak suka dengan dimsum sehingga dijadikan salah satu keterampilan yang dipilih di SLB Al Fithri ini,” terang Maryoni, Kepala SLB Al Fithri, Kamis (15/6/2023).
Dikatakannya, keterampilan membuat Dimsum ini dilakukan kolaborasi antara anak-anak SMP LB dan SMA LB Al Fithrah yang berlokasi di Cimaung Kabupaten Bandung.
Dimsum, kata Maryoni, selain harganya terjangkau, juga sangat disukaui oleh anak-anak disekitar sekolah, sehingga menjadi pilihan dalam belajar.
“Kami harapkan setelah anak-anak lulus dari sekolah mereka memiliki keterampilan yang bisa menunjang kehidupannya kelak menjadi orang yang mandiri,” katanya.
Sri Mulyani, salah seorang siswi SLB Al Fithri mengaku senang bisa belajar bagaimana caranya membuat Dimsum. Dirinya mengaku sudah bisa bagaimana caranya membuat Dimsum.
Sedangkan Taufiq Siddik, Manajer Program Indonesia Bhadra Utama (IBU) Foundation mengatakan, pelatihan keterampilan vokasional yang dilakukan di SLB Al Fihtri ini merupakan kelanjutan dari Pelatihan Kewirausahaan Para Guru Disabilitas beberapa waktu lalu.
“Usai gurunya mengikuti pelatihan, ilmu yang didapat dipratekkan dengan cara memberikan materi kewirausahaan yang diberikan kepada para siswanya di sekolah,” paparnya.
Menurutnya, pihaknya melakukan monitoring bagaimana tindaklanjut dari hasil pelatihan tersebut bisa direalisasikan di sekolah.
“Alhamdulillah anak-anak menjadi lebih semangat, dan mereka terlibat secara langsung bagaimana membuat sebuah produk,” katanya.
Dia berharap setelah lulus dari sekolah mereka memiliki usaha sendiri meskipun prosesnya akan panjang, serta dibutuhkan dukungan dari para orangtua.