Limawaktu.id, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani, mengungkapkan, pihaknya siap untuk merangkul rivalnya di Pemilu 2024 dengan membangun koalisi gemuk di pemerintahan. Pasalnya, koalisi pengusung Prabowo yang beranggotakan Partai Golkar, Demokrat, PAN, dan Gerindra hanya memiliki 42,9 persen suara di parlemen. Karenanya untuk mendapat dukungan mayoritas di DPR, kubu Prabowo-Gibran harus merangkul partai lain.
"Lebih banyak lebih baik supaya pemerintahan ini kuat bisa didukung kekuatan mayoritas parlemen," kata Muzani, dilansir jawapos.com, Sabtu (17/2/2024).
Menurutnya, proses komunikasi dengan kubu 01 dan 03 masih berjalan di tahap awal.
" program-program pemerintahan akan makin efektif kalau didukung mayoritas kekuatan di Senayan," katanya.
Sementara, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan PDIP siap sebagai oposisi di luar pemerintahan dan parlemen untuk check and balance.
Dia menjelaskan, berkaca pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kekuasaan yang terpusat memunculkan kemampuan untuk melakukan manipulasi, sehingga kekuasaan dan kritik dalam konteks kebijakan dan implementasinya dibutuhkan check and balance. Menjadi oposisi pernah dilakukan PDIP saat pemerintahan presiden SBY selama 10 tahun.
Hasto juga menyampaikan, pada Pemilu 2009 terjadi manipulasi daftar pemilih tetap (DPT), sehingga wakil rakyat di DPR membentuk hak angket. Saat itu, muncul suatu kesadaran perlindungan hak konstitusional warga negara untuk memilih, meski hal itu terjadi lagi saat Pemilu 2024.