Jumat, 27 Desember 2019 14:32

Pil 'CC' Masih Marak di Kalangan pelajar Cimahi, ini Buktinya

Kepala Seksi Rehabilitasi BNN Kota Cimahi, Samsul Anwar (Tengah) saat ditemui di BNN Kota Cimahi
Kepala Seksi Rehabilitasi BNN Kota Cimahi, Samsul Anwar (Tengah) saat ditemui di BNN Kota Cimahi [Fery Bangkit]

Limawaktu.id - Kalangan pelajar masih menjadi sasaran empuk peredaran narkotika di Kota Cimahi. Hal itu terbukti dari data rehabilitasi pengguna yang dihimpun Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Cimahi.

Tahun ini, tercatat ada 50 pecandu narkotika dari berbagai golongan yang mendapat fasilitas rehab gratis dari BNN Kota Cimahi. Rinciannya, 29 orang atau 58 persen pelajar/mahasiswa sementara 13 orang atau 26 persen swasta dan 8 orang atau 16 persen pengangguran.

"Kalau klien berdasarkan pendidikannya 13 atau 26 persen SMP dan 37 atau 74 persen SMA," terang Kepala BNN Kota Cimahi, Ivan Eka Satya saat ditemui di BNN Kota Cimahi, Jalan Daeng Ardiwinata, Jumat (27/12/2019).

Dari jenis kelamin, 44 orang atau 88 persen didominasi oleh laki-laki. Sementara peremuannya hanya 6 orang atau 12 persen. "Kalau usia kurang 18 tahun 28 atau 56 persen, di atas 18 tahun ada 22 atau 44 persen," ujar Ivan.

Barang Bukti Berupa Obat-obatan Terlarang yang biasa disebut pelajar dengan istilah 'CC'

Kemudian dari penggunaan jenis zat-nya, didominasi jenis sedatip/hipnotik 42 orang atau 84 persen, kanabis 2 orang atau 4 persen, amphetamin 3 orang atau 6 persen dan halusinogen 3 orang atau 6 persen.

Kepala Seksi Rehabilitasi BNN Kota Cimahi, Samsul Anwar menambahkan, penggunaan narkotika jenis obat-obatan terlarang itu kebanyakan menggunakan trihexipinidil dan tramadol. Obat-obatan terlarang itu biasa disebut pelajar dengan istilah 'CC'

"Paling banyak kasusnya di kalangan pelajar itu trihexipinidil, heximer dan tramadol. Kalau mereka biasa nyebutnya 'CC'. Kalau dewasa lebih ke golongan benzo," jelasnya.

Dikatakan Samsul, rentannya penggunaan obat terlarang di kalangan pelajar itu dikarenakan 'CC' lebih mudah didapat. Selain itu harganya lebih terjangkau.

"Kalau trihexipinidil yang diungkapkan mereka (pecandu) itu yang palsu, tidak dari apotek. Tapi beredar lewat teman-temannya. Biasanya dijual sembunyi oleh oknum tak bertanggung jawab," ungkap Samsul.

"Kalau sensasinya itu ada yang halusinasi, ada juga yang membuat dia lebih tenang karena obat anti depresi," sambuh Samsul. 

Baca Lainnya