Senin, 29 Juni 2020 15:18

Penjualan Sapi Kurban di Cimahi Lesu Akibat Virus Korona

Penulis : Fery Bangkit 
Uden Mulyadi (50), salah seorang peternak sapi saat ditemui.
Uden Mulyadi (50), salah seorang peternak sapi saat ditemui. [Foto istimewa]

Cimahi – Karena pandemic Corona Virus Disease (Covid-19), penjualan sapi untuk hewan kurban tahun ini diprediksi mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Untungnya harga tak ikut turun.

Uden Mulyadi (50), salah seorang peternak sapi asal Kampung Torobosan, RT 02/12, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi menuturkan, tahun lalu tercatat ada sekitar 175 sapi yang terjual dari wilayahnya. Namun tahun ini diprediksi hanya 100 ekor sapi yang terjual.

“Untuk penjualan tahun ini menurun dibandingkan tahun 2019 karena pengaruh korona. Kalau harga enggak ada penurunan,” ungkap Uden saat ditemui, Senin (29/6/2020).

Hingga saat ini, terang Uden, tercatat baru ada sekitar 50 ekor sapi yang dipesan konsumen dari peternak di wilayahnya. Konsumen berasal dari wilayah Bandung Raya, seperti Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat (KBB).

“Alhamdulillah pesanan sapi untuk Idul Adha sudah ada yang pesan. Laporan dari para peternak sapi di Cipageran atas di 6 RW baru 50 ekor (yang dipesan),” terang Uden.

Untuk harga, beber Uden, sapi yang dijual paling murah di wilayahnya adalah Rp 18 juta. Tapi biasanya yang paling banyak diburu adalah sapi dengan harga Rp 20 juta. Di Cipageran paling minim itu Rp 18 juta, paling mahal RP 30 juta,” ungkap Uden yang juga menjabat Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Cimahi.

Perihal Kesehatan sapi yang dijual, lanjut Uden, nantinya akan diperiksa oleh Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi untuk memastikan bahwa sapi di wilayahnya memenuhi syarat untuk dikurbankan. “Nanti kan dikasih tanda sehat oleh dokter hewan,” ucapnya.

Kepala Bidang Pertanian pada Dinas Pangan dana Pertanian Kota Cimahi, Mita Mustikasari mengatakan, selain dari Kota Cimahi, hewan kurban yang dijual untuk kebutuhan kurban berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Kalau sapi dari Jawa Tengah sama Jawa Timur. Domba dri Cililin sama Garut,” katanya.

Ditegaskannya, meski ditengah pandemi Covid-19, pihaknya akan tetap melakukan pemeriksaan hewan kurban baik dari tingkat penjual maupun penetrnak. Pemeriksaan Kesehatan meliputi ante mortem (sebelum disembelih) dan post mortem (setelah disembelih).

"Targetnya 3 ribu ekor yang terperiksa. Kalau dinyatakan sehat dan memenuhi syarat baru diberikan kalung tanda sehat dan memenuhi syarat," tegas Mita.

Baca Lainnya