Selasa, 10 November 2020 14:00

Pemdes Cilame Enggan Antar Pasien Covid-19 Pakai Ambulan Desa

Penulis : Fery Bangkit 
Ambulan milik Pemdes Cilame.
Ambulan milik Pemdes Cilame. [Foto Istimewa]

Kab.Bandung Barat - Pemerintah Desa (Pemdes) Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) enggan menggunakan ambulan milik desa untuk dipakai kembali mengangkut pasien Covid-19.

Pasalnya, cost operasionalnya yang harus disiapkan pada saat dan pascamengantar pasien Covid-19 cukup tinggi.


Apalagi pihak desa harus menanggung semua beban biaya tersebut, termasuk untuk sterilisasi kendaraan setelah dipakai. Tidak hanya itu sopir ambulans juga diharuskan menjalani rapid test, dan seluruh ruangan kantor desa juga disemprot disinfektan. 

"Biayanya terlalu besar kalau dipakai antar pasien Covid-19. Sopir saja Rp500.000, belum rentetan lainnya. Seperti baju hazmat dan biaya rapid test sopir, pembersihan kendaraan, hingga kantor desa juga ikut-ikutan disterilisasi karena khawatir," ungkap Kepala Desa Cilam, Aas Mochammad Asor, Selasa (10/11/2020). 

Aas mencontohkan pada saat membawa seorang warganya yang positif Covid-19 ke RSUD Cikalongwetan, sekali jalan pihaknya harus menyiapkan anggaran untuk sopir. Padahal anggaran untuk itu posnya tidak ada, hanya bentuk penghargaan yang diberikan atas dedikasi sopir yang berani mengantar pasien Covid-19.

Dirinya menyarankan lebih baik membawa pasien Covid -19 dengan menggunakan ambulans milik puskesmas atau pun milik Dinas Kesehatan KBB. Selain SOP dan peruntukkannya untuk itu, penanganannya juga jadi lebih aman. Serta tidak mengganggu mobilitas ambulans desa yang terkadang dipakai untuk mengantar orang sakit, ibu hamil, dan lain-lain. 

"Kalau pakai ambulans Puskesmas atau Dinas Kesehatan lebih aman. Tapi kalau ambulans desa yang dipakai kan harus dibersihkan, gimana kalau ada kebutuhan mendesak mengantar yang sakit, ibu hamil, dll, kan kasihan kalau harus nunggu," tuturnya.
 
 
 

Baca Lainnya